Pesan dakwah dalam Karya sastra: Analisia wacana pada novel Athirah karya Alberthiene Endah

Dakwah dengan menggunakan media tulisan adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan dakwah bagi para penerimanya. Salah satu media tulisan yang digunakan dalam kegiatan dakwah yaitu dalam bentuk karya sastra atau bentuk teks novel. Salah satu novel atau karya sastra yang didalamnya terdapat pesan-pesan dakwah yaitu terdapat pada salah satu novel karya Alberthiene Endah yang berjudul Athirah. Alberthiene Endah dengan cerdas menyampaikan kisah yang terinspirasi dari Jusuf kalla yang memiliki banyak pesan dakwah yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur mikro pesan dakwah dalam novel Athirah, Superstruktur pesan dakwah dalam novel Athirah, dan struktur makro pesan dakwah dalam novel Athirah karya Alberthiene Endah. Pesan dakwah melalui tulisan ini merupakan pendekatan dalam melakukan kegiatan dakwah, sebagai alat untuk penyampaian pesan dakwah menggunakan tulisan ini diantaranya buku, majalah, surat kabar, karya sastrasalah satunya pada kategori novel. Media dakwah sangatlah penting dalam proses dakwah, sebuah karya sastra berupa novel bisa dijadikan sebagai sebuah media dakwah yang dapat membantu dan memudahkan untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana Teun A. Van Djik, metode analisis wacana ini bersifat kualitatif, sehingga mengandalkan penafsiran peneliti terhadap teks. Dalam analisis wacana model Teun A. Van Dijk ini meneliti tentang mencari struktur makro teks yaitu membahas tentang tematik. sedangkan superstruktur teks yaitu dibahas dalam skematik suatu teks, dan struktur makro teks yaitu elemen yang diteliti yaitu dari segi semantik, sintaksis, stilistik dan retoris suatu teks. Penelitian ini dapat diambil kesimpulan yaitu secara struktur makro dalam novel ini disusun dalam tema kesabaran, ketangguhan dan kesabaran seorang perempuan bernama Athirah dalam menghadapi cobaan hidup yakni suaminya yang memiliki istri dan keluarga baru. Athirah bisa melewatinya dengan sangat kuat, bersama anak-anaknnya. Secara superstruktur Alberthiene Endah membuat novel ini dengan alur maju mundur, ada alur yang menceritakan masa lampau, namun tetap mudah dimengerti oleh pembaca. Sedangkan secara struktur mikro Alberthiene Endah menggunakan bahasa yang cukup luas dan bahasa kiasan atau perumpamaan. Bentuk kalimat yang digunakan kebanyakan menggunakan bentuk kalimat aktif