Pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja langsung di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Bandung Barat Periode 2008-2017

Pendapatan Asli Daerah membutuhkan keseimbangan dengan Belanja Langsung. Namun demikian, di Kabupaten Bandung Barat ada ketidakseimbangan antar keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Langsung di Kabupaten Bandung Barat periode 2008-2017. Penelitian ini menggunakan teori dari Siregar (2015:31) bahwa PAD merupakan penerimaan yang diperoleh Pemerintah Daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang di pungut berdasarkan Peraturan Daerah. Pendapatan Asli Daerah meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Metode penelitian ini menggunakan jenis asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Populasi dan sampel penelitian adalah Laporan Realisasi APBD Kabupaten Bandung Barat Periode 2008-2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan studi lapangan (observasi dan dokumentasi). Pengujian statistik menggunakan analisis regresi berganda dimana untuk menentukan seberapa besar pengaruh komponen PAD terhadap Belanja Langsung menggunakan uji-t dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dengan progam SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah) secara simultan terhadap Belanja Langsung sebesar 0.000 Ftabel sebesar 5.12. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Belanja Langsung di Kabupaten Bandung Barat. Adapun berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi dan koefisien korelasi bahwa pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Langsung sebesar 82,5% dengan tingkat korelasi sebesar 0,825 yang artinya termasuk kedalam kategori hubungan yang sangat kuat. Sedangkan sisanya sebesar 17,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh peneliti