Gambaran kesejahteraan psikologis (Psychological Well Being) pada ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy

Kasus Cerebral Palsy di Indonesia terjadi sekitar 1 dari 1000 anak. Cerebral palsy merupakan gangguan gerak dan postur tubuh non progresif yang disebabkan karena adanya kerusakan pada jaringan otak yang sifatnya permanen. Studi kasus dilakukan kepada ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy dengan kategori berat. Dimana anaknya tidak mampu menjalani hidupnya tanpa bantuan dari orang lain. Menjadi ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy tentu bukanlah hal yang mudah. Kondisi psikologis yang akan dialami biasanya shock, marah, kecewa, dan emosi lain yang mengarah negatif. Akan tetapi, berbeda dengan subjek penelitian yang dapat menjalani kehidupannya dengan positif. Dimana hal tersebut merupakan bagian dari dimensi kesejahteraan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis pada ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan melalui wawancara dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan mengumpulkan, mereduksi, mendisplay dan verifikasi data. Untuk menguji keabsahan data, dilakukan teknik triangulasi jenis perspektif, yaitu diuji dengan mengecek data yang diperoleh melalui perspektif orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memenuhi seluruh fungsi dimensi kesejahteraan psikologis berupa otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup serta penerimaan diri. Dimana faktor yang paling mendominasi terhadap subjek, yaitu faktor dukungan sosial dan religiusitas. Subjek mendapatkan dukungan yang besar dari keluarganya, terutama pasangan. Selain itu, subjek yang selalu bersyukur atas apa yang telah dialami dalam kehidupannya, termasuk memiliki anak dengan cerebral pals