Prostitusi berlatar belakang bisnis dalam perspektif sosiologis: Studi deskriptif di Kampung Ciherang Kabupaten Bandung

Kasus prostitusi merupakan suatu permasalahan sosial yang tengah dihadapi masyararakat dari sejak sebelum kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Berbagai dampak ditimbulkan akibat keberadaan prostitusi ini. Hal ini jugalah yang terjadi di Kampung Ciherang Kabupaten Bandung. Keberadaan para Pekerja Seks Komersial (PSK) telah menimbulkan berbagai respon dari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab, respon masyarakat sekitar, dan untuk mengetahui peranan pemerintah terhadap keberadaan prostitusi yang berlatar belakang bisnis di Kampung Ciherang Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu-ilmu sosial dan berguna bagi masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sosial prostitusi yang ada di daerahnya, khususnya di Kampung Ciherang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Fungsionalisme dari Emile Durkheim (Anomie), Anomie Theory Deviance dari Robert K. Merton, dan The Philosophy of Money dari George Simmel. Dimana Durkheim menganggap bahwa patologi dalam masyarakat modern dapat menimbulkan anomie (ketidakefektifan kontrol sosial). Robert K. Merton mengadaptasi gagasan Durkheim tentang anomie untuk menjelaskan penyebab orang menerima atau menolak tujuan masyarakat, sarana sosial yang disetujui untuk memenuhi aspirasi mereka, atau keduanya. Sedangkan, teori dari George Simmel menjelaskan mengenai nilai dan uang. Teori-teori ini sesuai untuk menganalisis kasus prostitusi berlatar belakang bisnis di Kampung Ciherang yang merupakan gejala anomie, yang timbul karena salah satu faktornya ekonomi (uang). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode ini dianggap cocok oleh peneliti untuk digunakan dalam menggambarkan masalah prostitusi berlatar belakang bisnis yang ada di Kampung Ciherang Kabupaten Bandung yang menjadi objek penelitian peneliti. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa penyebab terjadinya prostitusi di Kampung Ciherang Kabupaten Bandung adalah faktor ekonomi, faktor keluarga, faktor perceraian, faktor lingkungan, dan faktor rendahnya tingkat pendidikan. Dan respon masyarakat Kampung Ciherang adalah menolak akan keberadaan prostitusi di kampungnya lantaran dianggap meresahkan dan mengganggu masyarakat serta merusak nama baik Kampung Ciherang. Pemerintah dalam hal ini telah berperan serta menanggulanginya, dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2003 Tentang Pelarangan Prostitusi dan dalam pelaksanaannya dilakukan kerjasama antara pihak Satpol PP dan Dinas Sosial Kabupaten Bandung dengan melakukan razia di wilayah Kabupaten Bandung, termasuk Kampung Ciherang