Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung terhadap perilaku merokok mahasiswa sosiologi 2015

Sebuah peraturan seharusnya terdiri dari 3 unsur yaitu mengatur, mengikat, dan memberi sanksi. Namun banyak orang yang menggangap aturan tersebut adalah hal sepele karena tidak ada sanksi yang diberikan dan minimnya kesadaran. Sama hal dengan penerapan kawasan tanpa rokok di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, minimnya sosialiasasi menjadi kendala dalam kedisiplinan penerapan kawasan tanpa asap rokok tersebut. Semuanya itu tidak akan tercapai apabila tidak ada kedisiplinan dan kesadaran dari setiap perilaku merokok individu. Penelitian ini berangkat dari beredarnya wacana penerapan kampus bebas asap rokok yang keluar pada September 2016. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pemerintah yang telah mengeluarkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok melalui Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No. 7 Tahun 2011 Tentang Pedoman Kawasan Tanpa Rokok, selain itu ada peraturan Walikota Bandung tentang Kawasan Tanpa Rokok dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan K3 terakhir Surat Edaran Sekretariat Jendral Kementerian Agama mengenai larangan merokok yang telah ditandangi oleh rektor. Penelitian ini menyoroti penerapan yang berada di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung terhadap pengaruh perilaku merokok mahasiswa jurusan Sosiologi angkatan 2015. Landasan teori ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku sosial dan tindakan sosial dari Max Weber sebagai Grand Theory-nya. Menurut Max Weber tindakan sosial seorang aktor memiliki tipe-tipe dasar, yaitu tindakan tradisional, tindakan afeksi, tindakan rasional instrumental, dan tindakan rasionalitas nilai. Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang dalam lingkungan pergaulannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan cara mengobservasi, membuat angket pernyataan, menganalisis hasilnya dengan angka-angka atau statistik melalui SPSS 20. Instrumen penelitiannya menggunakan angket atau kuisioner tertutup dengan jumlah sampel 60 responden dari populasi sebanyak 243 mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok terhadap perilaku mahasiswa Sosiologi angkatan 2015 Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa mahasiswa Sosiologi angkatan 2015 memiliki tingkat pengetahuan terhadap kawasan tanpa rokok tingkat sedang dengan presentase 63.4%. hasil serupa diperoleh mahasiswa Sosiologi angkatan 2015 untuk tingkat perilaku merokok sebesar 65.9% Hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa adanya pengaruh negatif penerapan kawasan tanpa rokok terhadap perilaku merokok terlihat pada angka regresi R2 = 0,699 dengan p = 0,000 (p