Manajemen kegiatan ekstrakurikuler di Pesantren: Penelitian di Pondok Pesantren Al-Basyariyah Cigondewah Hilir- Bandung

Penelitian ini berlatarbelakang bahwa kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Al-Basyariyah Cigondewah Hilir merupakan salah satu program unggulan pesantren tersebut. Jenis kegiatan ekstrakurikuler di Al-Basyariyah beragam namun dalam pelaksanaannya belum optimal sehingga perlu pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik agar kegiatan ekstrakurikuler dapat terlaksana dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Al-Basyariyah Cigondewah Hilir Bandung, faktor penunjang dan penghambat serta keberhasilan yang dicapai dalam pelaksanaan manajemen kegiatan ekstrakurikuler Pondok Pesantren Al-Basyariyah Cigondewah Hilir Bandung. Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Maka Manajemen yang baik sangat dibutuhkan dalam kegiatan ekstrakurikuler di pesantren yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan kegiatan ekstrakurikuler untuk mampu mewujudkan tujuan kegiatan ekstrakurikuler yakni pengembangan potensi dan bakat peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif dengan teknik observasi partisifasi, wawancara dan studi dokumentasi, sedangkan pengolahan datanya dilakukan analisis data dari berbagai sumber dengan cara menelaah seluruh data kemudian melakukan uji keabsahan data dengan memperpanjang keikutsertaan, triangulasi, pengecekan anggota, uraian rinci, audit ketergantungan dan audit kepastian yang disepakati oleh lembaga yang diteliti. Pondok Pesantren Al-Basyariyah Cigondewah Hilir Bandung yang dipimpin oleh Buya Drs. KH. Saeful Azhar diresmikan pada bulan Juni 1982 di bawah naungan yayasan Bumi Jannah ‘Iliyin (BJI). Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada saat Musyawaah Kerja meliputi perumusan tujuan ekstrakurikuler, penentuan pendanaan, penilaian, pelatih serta penentuan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler berupa pendelegasian wewenang terhadap unit-unit meliputi Pimpinan Pondok sebagai pelindung, Mudiroh sebagai penanggung jawab, Pengasuhan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan, OSPA sebagai pelaksana teknis serta mengontrol berjalannya kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dengan alokasi waktu 1,5 jam yang dilaksanakan ba’da dhuha dan ba’da ashar. Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler meliputi mekanisme pengawasan kegiatan ekstrakurikuler, pelaporan hasil kegiatan ekstrakurikuler serta evaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan manajemen kegiatan ekstrakurikuler tidak terlepas dari faktor penunjang yaitu partisipasi santri dan kualifikasi pelatih ekstrakurikuler, sedangkan faktor penghambat yakni tumpang tindih ruang ekstrakurikuler dengan ruang belajar, serta belum terbinanya capacity building pengurus OSPA secara merata. Hasil yang dicapai dalam manajemen kegiatan ekstrakurikuler yakni tercapainya kegiatan ekstrakurikuler yang efektif, efisien, terorganisir serta adanya pembagian kewenangan yang jelas