Asas praduga tak bersalah dalam pandangan wartawan AJI Bandung

INDONESIA AJI (Aliansi Jurnalis Independen) merupakan salah satu organisasi profesi wartawan yang berdiri secara independen dengan visi dan misi perjuangan untuk mempertahankan kebebasan pers, meningkatkan profesionalisme, dan meningkatkan kesejahteraan jurnalis. Wartawan AJI Bandung secara bertahap meningkatkan profesionalisme dengan berpegang teguh pada kode etik dan mamatuhinya dalam aktivitas sebagai wartawan. Salah satu pasal dalam kode etik tersebut adalah asas praduga tak bersalah. Asas praduga tidak bersalah merupakan menganggap seseorang tidak bersalah sampai adanya keputusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana wartawan AJI Bandung memandang asas praduga tidak bersalah. Pandangan tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek pemahaman, pemaknaan, dan penerapan. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial atas realitas sebagai landasan. Teori tersebut terdiri dari tiga bentuk, yakni realitas sosial objektif, realitas sosial subjktif, dan realitas sosial simbolik. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode wawancara dan observasi di lapangan. Metodologi dengan pendekatan kualitatif digunakan agar memudahkan peneliti dalam menguraikan hasil penelitian sehingga menghasilkan data yang lengkap dan jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti. Hasil dari penelitian ini, yaitu : pertama, wartawan AJI Bandung memahami asas praduga tidak bersalah dengan baik sebagai kode etik dan etika profesi yang harus dipatuhi. Ditinjau dari segi definisi, wartawan AJI Bandung mampu menjelaskannya dan mampu membedakan standar asas praduga tak bersalah menurut hukum dan pers. Kedua, wartawan AJI Bandung sudah menerapkan asas praduga tak bersalah dalam kegiatan sehari-harinya sebagai jurnalis ataau wartawan. Ditinjau dari segi penerapan, wartawan AJI Bandung melakukan disiplin verifikasi, konfirmasi, dan klarifikasi dalam proses penuangan fakta ke dalam berita. Selain itu, penerapan dilakukan dengan cara menyembunyikan identitas dan hanya menampilkan inisial saja. Ketiga, wartawan AJI Bandung sudah dan dapat memaknai asas praduga tidak bersalah. Ditinjau dari segi pemaknaan, wartawan AJI Bandung memaknai asas praduga tidak bersalah dengan cara menerapkannya dalam kegiatan jurnalistik dan tidak memiliki itikad buruk dari segi manapun dalam proses peliputan berita yang terkait isu penegakan hukum dan melibatkan seseorang yang terkena kasus perkara pidana. ENGLISH AJI (Alliance of Independent Journalists) is one of the journalist professional organizations that exist independently with the vision and mission of the struggle to maintain press freedom, increase professionalism, and improve the prosperity of journalists. AJI Bandung journalists gradually increase their professionalism by adhering to their code of ethics and attitudes in their activities as journalists. One of the articles in the code of ethics is the presumption of innocence. The principle of presumption of innocence is to assume someone is innocent until a judge has a permanent legal force. The purpose of this research was to find out how the AJI Bandung journalists viewed the presumption of innocence. This view includes three aspects, that are aspects of understanding, application, and meaning. This research uses the theory of social construction of reality as a foundation. The theory consists of three forms, that are objective social reality, subjunctive social reality, and symbolic social reality. The method used is a qualitative descriptive research method, using interviews and observations. The methodology with a qualitative approach is used to facilitate the researcher in describing the results of the research so as to produce complete and clear data on the subject matter being researched. The results of this research, that are: first, AJI Bandung journalists understand the principle of presumption of innocence well as a code of ethics and professional ethics that must be obeyed. In terms of definition, AJI Bandung journalists were able to explain it and were able to distinguish the standard of presumption of innocence according to law and the press. Secondly, AJI Bandung journalists have applied the principle of presumption of innocence in their daily activities as journalists. In terms of application, AJI Bandung journalists disciplined verification, confirmation, and clarification in the process of pouring facts into the news. In addition, the application is done by hiding identity and only showing initials. Third, the AJI Bandung reporter has and can interpret the principle of presumption of innocence. In terms of meaning, AJI Bandung journalists interpret the principle of presumption of innocence by applying it in journalistic activities and not having bad faith in any aspect of the news coverage process related to law enforcement issues and involving someone who is exposed to a criminal case