Spiritualitas masyarakat korban penggusuran Proyek Waduk Jatigede: Studi kasus di RT.01 RT.02 Desa Pakualam Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang

Penggusuran dianggap sebagai suatu hal yang negatif karena identik dengan tindakan pemaksaan, pengusiran, konflik, dan keributan. Sehingga menimbulkan pro dan kontra rakyat secara berkesinambungan. Penggusuran sudah barang tentu menimbulkan berbagai dampak terhadap korbannya. Dari berbagai dampak tersebut, berpengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Kondisi masyarakat tersebut tentunya juga menggambarkan esensi kehidupan manusia, yaitu kondisi spiritualitas masyarakat yang menjadi korban penggusuran. Pemaparan di atas menimbulkan pertanyaan tentang apa saja dampak terhadap masyarakat korban penggusuran dan bagaimana spiritualitas mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah masyarakat korban penggusuran yang tinggal di RT.01 RW.02 Desa Pakualam. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa dampak terhadap korban penggusuran, diantaranya ialah dampak ekonomi yang ditandai dengan menurunnya kesejahteraan perekonomian, dampak sosial yang ditandai dengan menurunnya hubungan sosial antar keluarga, dampak budaya yang ditandai dengan hilangnya adat istiadat dan situs atau benda cagar budaya, serta dampak psikologis yang ditandai dengan menurunnya kondisi kesehatan psikis masyarakat korban penggusuran. Penggusuran karena pembangunan Proyek Waduk Jatigede serta berbagai dampak negatif yang mun cul tidak berpengaruh buruk terhadap spiritualitas masyarakat korban penggusuran yang berada di RT.01 RW.02 Desa Pakualam. Karena berdasarkan analisis data dari hasil wawancara dan observasi, penulis tidak menemukan spiritualitas yang rendah. Penulis menemukan bahwa dari sepuluh subjek penelitian, terdapat lima subjek yang memiliki spiritualitas tinggi dan lima subjek lainnya memiliki spiritualitas sedang. Subjek AD, NN, MP, JJ, dan K memiliki spiritualitas yang tinggi. Sementara subjek BM, HN, DH, NA, dan AR memiliki spiritualitas yang sedang