Al-Dakhīl dalam Tafsir Al-Khāzin: studi atas kisah ta’bīr mimpi Nabi Yusuf

Tujuan tafsir adalah untuk mempermudah memahami makna yang terkandung di dalam Alquran. Maka tidak heran jika dari masa ke masa banyak karya-karya tafsir bermunculan, baik tafsir bi al-ma’thur maupun tafsir bi al-ra’yi. Salah satu contohnya adalah Tafsir al-Khāzin, yang dipandang sebagai tafsir bi al-ra’yi. Tetapi dalam penafsirannya banyak pula penggunaan riwayat-riwayat yang tidak menutup kemungkinan riwayat tersebut adalah riwayat yang lemah. Bahkan dalam tafsirnya, al-Khāzin seringkali mengutip riwayat tanpa menyebutkan sanad secara lengkap, hanya menyebutkan nama sahabat atau tabiin saja. Sedangkan penafsiran yang menggunakan riwayat lemah adalah salah satu penyimpangan. Dengan adanya cabang ilmu dari ‘Ulūm al-Qur’an yaitu al-Dakhīl fī al-Tafsīr, maka penyimpangan dalam penafsiran dapat terungkap. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti penggunaan riwayat-riwayat yang dijadikan penafsiran oleh al-Khāzin dalam kitabnya. Penulis akan memfokuskan penelitian ini terhadap bentuk-bentuk dakhīl al-naqli. Tujuan penelitian ini adalah untuk membedakan penafsiran bi al-ma’thur yang layak diterima (aṣīl al-naqli) dan penafsiran yang tidak layak atau cacat (dakhīl al-naqli). Selain itu juga, mengetahui keberadaan bentuk-bentuk dakhīl al-naqli yang terdapat dalam Tafsir al-Khazin pada kisah ta’bīr mimpi Nabi Yusuf. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat library research, kemudian metode yang digunakannya adalah metode deskriptif-analitik. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Lubāb al-Ta’wīl fī Maā’nī al-Tanzīl atau yang lebih dikenal dengan Tafsir al-Khāzin karya al-Khāzin (w. 741 H) dan sumber data sekundernya berupa kitab, buku, jurnal atau hasil penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah ditemukan tiga bentuk dakhīl al-naqli dalam Tafsir al-Khāzin pada penafsiran kisah ta’bīr mimpi Nabi Yusuf, yaitu: Dakhīl al-naqli dalam bentuk menafsirkan Alquran dengan qaul sahabat yang ḍa’īf, ditemukan dua ayat yang menggunakan qaul sahabat yang ḍa’īf, yaitu pada surah Yūsuf ayat 36 dan ayat 50. Kemudian dakhīl al-naqli dalam bentuk menafsirkan Alquran dengan qaul tabiin yang ḍa’īf, ditemukan enam macam penafsiran yang termasuk dakhīl al-naqli ini, yaitu pada surah Yūsuf ayat 5, ayat 36 (pada tiga tempat), ayat 42 dan ayat 100. Dan dakhīl al-naqli dalam bentuk menafsirkan Alquran dengan qaul tabiin yang matannya bersumber pada isrāīliyāt, ditemukan tiga macam penafsiran yang termasuk dakhīl al-naqli ini, yaitu pada surah Yūsuf ayat 7, ayat 42 (pada dua tempat)