Produk Bsm E-Money Dalam Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah

Syariah (Kasus di Bank Syariah Mandiri KC. Ahmad Yani Bandung) Kartu BSM e-Money adalah kartu prabayar berbasis smart card (kartu pintar) yang diterbitkan oleh Bank Mandiri yang bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri sebagai pengganti uang tunai untuk transaksi pembayaran di merchant yang telah bekerja sama. Secara fungsional uang elektronik sama dengan uang tunai yaitu sebagai alat pembayaran, karena apapun satuan nilai yang terkandung dalam media uang elektronik tersebut pada dasarnya merupakan nilai uang tunai yang dapat ditukarkan kembali kepada penerbit dalam bentuk uang tunai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertama, konsep transaksi uang elektronik; kedua, pelaksanaan produk BSM e-Money; dan ketiga, tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap pelaksanaan produk BSM e-Money Transaksi uang elektronik belum difatwakan oleh DSN-MUI, akan tetapi bila dilihat dari transaksi yang digunakan pada saat jual beli kartu perdana, top-up/isi ulang, redemption atau penukaran kembali nilai uang elektronik menjadi uang tunai/cash, dan jasa/fee pengisian ulang oleh agen atau ATM dan EDC; BSM e-Money menggunakan akad sharf sebagai akad utama dan akad ijarah dan wakalah sebagai akad pelengkap. Prinsip ekonomi syariah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah transaksi yang ditimbulkan tidak boleh mengandung unsur: 1) riba; 2) maysir; 3) gharar; 4) haram; 5) zalim; dan 6) israf. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analisis, yaitu suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat objek tertentu. Data tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi yang penyusun lakukan di Bank Syariah Mandiri secara langsung, serta referensi fiqih muamalah. Untuk menarik kesimpulan dari data tersebut penulis menggunakan analisis data yaitu kesesuaian antara data dengan prinsip dan akad muamalah. Hasil dari penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan: pertama, konsep uang elektronik pada dasarnya sama dengan uang pada umumnya bila dilihat dari sejarah, fungsi dan tujuannya; kedua, pelaksanaan produk BSM e-Money melibatkan tiga pihak utama yaitu penerbit sekaligus acquirer, pemegang kartu, dan pedagang (merchant). Transaksi penerbit dengan nasabah pemegang kartu dalam hal penerbitan kartu perdana, isi ulang/ top-up, dan redemption; antara nasabah pemegang dengan pedagang (merchant) yaitu transaksi pembayaran barang atau jasa, dan isi ulang/top-up; sedang antara pedagang (merchant) dengan penerbit dalam hal redemption, dan fee atau jasa atas jasa isi ulang.BSM e-Money adalah penerbitan, isi; ketiga, produk BSM e-Money telah sesuai dengan hukum ekonomi syariah serta adanya keterkaitan dengan fatwa DSN-MUI tentang al-sharf, ijarah, dan wakalah yang dijadikan sebagai dasar hukum walaupun tidak secara tegas dinyatakan dalam kontrak. Akan tetapi perlu diteliti lebih lanjut mengenai status kepemilikan kartu BSM e-Money yang diklaim milik Bank penerbit sedangkan akad diawal pembelian kartu perdana adalah akad jual beli