Manajemen Labolatorium Pendidikan Agama Islam : Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Cimahi

Fikri Isa Shaleh. Manajemen Laboratorium Pendidikan Agama Islam (Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Cimahi) Laboratorium Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu standar sarana dan prasarana dalam PAI, sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 tahun 2011, namun hal tersebut belum banyak diketahui oleh para guru agama bahkan oleh lembaga pendidikan tentang pentingnya keberadaan laboratorium PAI di sekolah/madrasah. Selama ini pembelajaran PAI masih disampaikan secara monoton selain itu masih banyak guru agama yang berpandangan bahwa laboratorium PAI adalah masjid atau mushola. MTsN Kota Cimahi adalah salah satu madrasah yang memiliki Laboratorium (PAI), pada tahun pelajaran 2014/2015 MTsN Kota Cimahi mendapatkan predikat sebagai madrasah dengan Laboratorium PAI percontohan khususnya di kawasan jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) latar alamiah MTsN Kota Cimahi, (2) Perencanaan (3) Pengorganisasian, (4) Pelaksanaan, (5) Pengawasan, (6) Faktor Pendukung, Faktor Penunjang dan Solusi Manajemen Laboratorium Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Cimahi. Laboratorium PAI berfungsi sebagai tempat/ruangan peserta didik dalam mencari informasi digital tentang Islam dan melaksanakan praktek keterampilan keagamaan, dan kegiatan lainnya yang mendukung pembelajaran PAI, baik berbentuk kegiatan intra kurikuler maupun ekstrakurikuler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode-kualitatif. Teknik dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan menyalin dokumen. Sedangkan dalam menganalusus data yang digunakan adalah analisis dengan penafsiran deskriptif semata-mata. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya beberapa tahapan dalam manajemen laboratorium PAI di MTsN Kota Cimahi. Pada tahap perencanaan meliputi: membuat rancangan sarana prasarana yaitu menentukan dan pengadaan peralatan, penggunaan, dan menentukkan sumber dana. Kemudian menyusun rancangan program kerja, dan selanjutnya penentuan kriteria pengurus labolatorium. Tahapan pengorganisasian meliputi: setting fisik dan regulating sarana prasarana. Pengaturan program yaitu dengan cara membuat jadwal penggunaan labolatorium dan menentukkan Tata Tertib ruang labolatorium PAI. Selanjutnya pengaturan sumber daya manusia dilakukan dengan menentukkan bidang-bidang yang akan mengisi struktur pengurus labolatorium PAI. Tahapan pelaksanaan meliputi : penggunaan, pemeliharaan, dan pencatatan administrasi (inventarisasi). Pelaksanaan program yaitu dengan implementasi program kerja. Adapun pelaksanaan sumber daya manusia dilakukan dengan pelaksanaan jadwal penggunaan Laboratorium PAI dan optimalisasi sumber daya manusia. Tahapan pengawasan meliputi : mengecek keutuhan dan tindak lanjut sarana dan prasarana labolatorium PAI. Kemudian pengawasan program dan sumber daya manusia labolatorium PAI dilakukan secara berkala baik melalui laporan tertulis atau lisan. Faktor pendukung laboratorium PAI di antaranya adanya dukungan dari pihak madrasah dan para guru, motivasi belajar siswa meningkat, menunjang guru dalam penyampaian materi. Sedangkan faktor penghambat adalah kurangnya kesiapan guru dalam menggunakan laboratorium PAI, ada sarana yang rusak dan masih belum memenuhi standar, belum dilaksanakannya alokasi dana secara berkala dalam pemeliharaan laboratorium PAI, serta belum diperbaharuinya struktur MGMP PAI. Adapun solusi terhadap hambatan-hambatan dalam manajemen laboratorium PAI yaitu pengurus labolatorium PAI berusaha untuk mengelola labolatorium PAI dengan berbagai cara seperti jika ada kebutuhan yang ringan maka dilakukan dengan swadaya guru PAI, namun jika kebutuhannya besar maka diserahkan kepada pihak Madrasah