Pengaruh pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung

Fenomena yang terjadi dalam penelitian awal yaitu menurunnya tingkat efisiensi dan efektivitas keuangan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung yang di duga karena belum optimalnya pengawasan intern dalam penggunaan dana sehingga berakibat pada akuntabilitas keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pengawasan intern sebagai variabel independen (X) dan akuntabilitas keuangan sebagai variabel dependen (Y). Penulis menggunakan teori pengawasan intern dari Mulyadi yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. Sedangkan untuk variabel akuntabilitas, penulis menggunakan teori dari Mardiasmo yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak langsung, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada 22 responden dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi, regresi linear berganda (uji t, uji f, dan analisis koefisien determinasi). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, dan pemantauan secara simultan berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung dengan nilai Fhitung > Ftabel (12.798>3.13). Artinya terdapat pengaruh Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Adapun persentase sumbangan pengaruh pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung sebesar 68,1% dan sisanya sebesar 31,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti