Peran terapi ABA (Applied Behavior Analysis) terhadap emosi dan sikap mahabbah anak down syndrome diYayasan Cinta Harapan Indonesia Nanggeleng Kabupaten Bandung Barat

Anak merupakan anugrah terindah yang diberikan oleh Allah SWT yang harus dijaga. Semua orang menginginkan anak yang tumbuh dan berkembang secara normal, akan tetapi pada kenyataannya terdapat anak yang lahir dengan keistimewaan, yaitu dalam istilah masyarakat Indonesia biasa disebut dengan Anak Berkebuthan Khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus mempunyai hak-hak yang sama seperti anak normal lainnya, yaitu belajar dan bermain. Meskipun dengan keterbatasan yang mereka punya, kita sebagai makhluk sosial harus memberikan perhatian dan pelayanan lebih untuk anak-anak istimewa tersebut. Dengan harapan mereka bisa tumbuh dan berkembang, terutama dalam hal kemandirian. Karena anak berkebutuhan khusus mempunyai hak-hak yang sama seperti anak lainnya yaitu belajar dan bermain biasanya orangtua akan menyekolahkan anaknya di sekolah inklusi, SLB maupun ke tempat terapi agar anak dapat mandiri dan berkembang. Seperti tempat terapi di Yayasan Cinta Harapan Indonesia yang mana anak berkebutuhan khusus mendapatkan ilmu, entah itu dalam segi akademik, bahasa, kemandirian maupun untuk melatih motorik kasar dan halus anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) proses penerapan terapi ABA yang digunakan untuk anak down syndrom di Yayasan Cinta Harapan Indonesia di Nanggeleng Bandung Barat. (2) peran terapi ABA (Applied Behavior Analysis) terahadap emosi dan sikap mahabbah anak down syndrom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu kesatuan analisis secara utuh, sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi, terutama yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, yaitu mengenai peran terapi ABA (Applied Behavior Analysis) terhadap emosi dan sikap mahabbah anak down syndrom. Sedangkan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Setelah data terkumpul dapat disimpulkan bahwa (1) Anak yang akan mengikuti terapi ABA tidak bisa langsung mengikuti terapi di Yayasan Cinta Harapan Indonesia, karena ada beberapa hal yang harus orangtua lakukan. Diantaranya adalah mendiagnosa anak terlebih dahulu dengan psikolog yang telah bekerja sama dengan yayasan. Kemudian orangtua di wajibkan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan terapis, perihal keluhan anak. Jika konsultasi telah dilakukan, maka terapi bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak. (2) dalam semua aktivitas terapi ABA kurikulum awal, menengah maupun akhir ini melibatkan Hubb atau cinta dan emosi anak yang diterapi. Sikap mahabbah anak down syndrom ketika terapi berlangsung yaitu anak dapat menuruti atau merespon terapis, sedangkan untuk emosi yaitu dengan aktivitas terapi meronce, menjepit yang akan melatih emosi anak dan dengan aktivitas terapi melabel dan mengidentifikasi emosi dasar manusia dengan menggunakan media kartu bergambar