Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Materi Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Yang Halal dan Menjauhi Yang Haram:Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Rancah Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP N 1 Rancah, peneliti mendapat informasi bahwa motivasi belajar siswa kelas 8 C pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti masih rendah. Kurangnya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar dikarenakan adanya faktor penghambat yaitu penerapan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran. Masalah yang muncul adalah siswa banyak mengobrol ketika proses pembelajaran, dan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru di depan kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satunya yaitu dengan cara menerapkan Model Pembelajaran Problem Posing. Tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk: 1) mengetahui kondisi motivasi belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran problem posing, 2) untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem posing dan 3) untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran problem posing pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelas 8 SMP N 1 Rancah Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dalam dua siklus selama empat pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh:1) motivasi belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran problem posing dengan persentase ketuntasannya 72,46% kategori cukup. 2) Proses Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem posing dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama 58,82%, aktivitas siswa 62,5% dan aktivitas guru siklus I pertemuan kedua 70,59%, aktivitas siswa 75%. Hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama 82,35%, aktivitas siswa 81,25%, dan aktivitas guru siklus II pertemuan kedua 100%, aktivitas siswa 100%. 3) Motivasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran problem posing meningkat, berdasarkan hasil angket siklus I dengan presentase 82,54% dengan kategori baik, dan meningkat pada siklus II 91,43 % dengan kategori sangat baik