Takhrij hadis-hadis dalam tafsir Nurul Bajan karya MHD Romli dan HNS Midjaja: kajian atas QS. Al-fatihah

Meneliti keshahihan hadis sangat penting untuk mengetahui kualitas dan kuantitas hadis. Salah satu kitab tafsir yang merujuk hadis dalam penafsirannya adalah tafsir Nurul Bajan, hadis-hadis yang dikutip dalam tafsir Nurul Bajan banyak yang tidak disebutkan sumbernya, ada beberapa hadis yang disebutkan sumbernya namun tidak utuh baik teksnya maupun seluruh sumber riwayatnya, serta hadis-hadis yang dikutip tersebut tidak disertai ulasan tentang status atau kedudukan hadisnya. sehingga diperlukan penjelasan untuk meneliti tentang keshahihan hadis-hadis dalam tafsir Nurul Bajan terutama dalam QS.Al-fātihah, karna surat Al-fātihah merupakan induk seluruh bahasan al-Quran Berdasarkan uaraian di atas, terdapat permaslahan yaitu tentang Bagaimana kualitas hadis-hadis dalam Tafsir Nurul Bajan QS. Al-fātihah. Tujuan penelitian Ingin mengetahui kualitas hadis yang dikutip tafsir Nurul Bajan. ini ingin menunjukan sumber-sumber hadis yang dikutip dalam tafsir Nurul Bajan. Dan ingin mengetahui seluruh riwayat atas hadis-hadis yang dikutip dalam tafsir Nurul Bajan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini dilakukan untuk menganalisis hadis-hadis dalam tafsir Nurul Bajan, kemudian dideskrisikan atau digambarkan melalui metode takhrij untuk mengetahui status/kedudukan hadis, sumber hadis dan seluruh riwayat hadis. Dalam penelitian ini, penulis menemukan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) hadis dengan kualitas shahih dan hasan dan dhaif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis tentang keutamaan surat al-fātihah, hadis tentang tentang hukum membaca surat al-fātihah bernilai shahih, sedangkan hadis tentang nama-nama surat al-fātihah ada yang bernilai dhaif, karena karena ada rawi dari kalangan tabi’in yang terputus/ munfasil. Dan hadis yang menjelaskan surat al-fātihah ayat ketiga berkualitas hasan, karena ada rawi yang hapalannya buruk atau kurang dhabit bernama Muhammad bin Ka'ab bin Sulaim bin Asad. Sedangkan hadis-hadis yang menjelaskan surat al-fātihah lainnya bernilai shahih