Strategi komunitas Kuda Renggong dalam melestarikan budaya lokal: studi deskriptif di Kampung Cipulus RT 01/04 Keluarahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

Penelitian ini berawal dari fenomena yang ada di lingkungan masyarakat Kampung Cipulus Kelurahan Palasari yang terdapat komunitas yang melestarikan budaya lokal di tengah gempuran modernisasi dan masyarakat yang multikultur. Dari awal terbentuknya hingga sampai saat ini, komunitas tersebut masih tetap eksis dikalangan masyarakat. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya komunitas ini, faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keberadaan komunitas ini, dan peran pemerintah setempat terhadap keberadaan komunitas ini. Penelitian ini menggunakan teori perubahan sosial dari Himes dan Moore yaitu perubahan sosial akan meliputi perubahan tiga dimensi kehidupan manusia yaitu perubahan pada dimensi struktural yang meliputi perubahan bentuk dan lembaga-lembaga kemasyarakatan, perubahan pada dimensi kultural atau kebudayaan yang sudah ada pada suatu masyarakat, dan perubahan pada dimensi interaksional atau pola hubungan sosial antaranggota masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sumber data dalam penelitian ini yaitu terdiri dari sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang ada pada pemilik komunitas, anggota masyarakat maupun aparat pemerintahan Kampung Cipulus Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung dan sumber data sekunder yang diperoleh dari buku-buku dan dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi langsung, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, awal mula terbentuknya komunitas ini yaitu pada tahun 1986. Alasan berdirinya komunitas ini yaitu karena masih banyaknya warga sekitar yang masih tertarik dengan seni Kuda Renggong untuk ditampilkan pada acara-acara hiburan warga. Adapun faktor yang mempengaruhi terhadap keberadaan komunitas ini diantaranya yaitu karena masih tingginya animo masyarakat terhadap pementasan kesenian Kuda Renggong ini. Selain itu, keberadaan komunitas ini yang hanya satu-satunya di Kampung Cipulus juga berpengaruh terhadap kelestarian budaya ini. Peran pemerintah dalam hal ini yaitu berupa upaya perlindungan terhadap keberadaan komunitas Kuda Renggong dan juga memfasilitasi komunitas tersebut dengan cara menampilkannya di acara perlombaan, festival, karnaval, dan sebagainya