Interaksi Anak Berkebutuhan Khusus dengan Lingkungan Sosial: Penelitian tentang Interaksi Anak Berkebutuhan Khusus di Kp. Dangdeur Kelurahan Surade Kabupaten Sukabumi

Penelitian ini bermula dari Interaksi sosial anak berkebutuhan khusus yang terjadi di lingkungan sosial. Di dalam lingkungan sosial, interaksi yang terjadi melibatkan lingkungan keluarga, teman sebaya, lingkungan masyarakat maupun sekolah. Dalam interaksi dengan lingkungannya, anak berkebutuhan khusus memiliki hambatan dalam berinteraksi karena mempunyai kemampuan yang terbatas yang berbeda dengan interaksi pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana bentuk interaksi yang terjadi antara anak berkebutuhan khusus dengan lingkungan sosialnya, dan Apa saja hambatan-hambatan dalam proses interaksi tersebut, serta bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksi Sosial yang di dalamnya terjadi hubungan sosial yang dinamis antara individu, antara kelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Proses interaksi antar individu dengan kelompok yang saling timbal balik ini akan membentuk suatu pola interaksi yang menghasilkan kerjasama dan interaksi yang menghasilkan pertentangan. Teori ini menggunakan pendekatan Teori Interaksionisme simbolik George Herbert Mead berpandangan bahwa bahasa dan isyarat sebagai symbol. Mead lebih menekankan symbol sebagai suatu hal yang penting dalam berkomunikasi yang memiliki makna di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Jenis datanya adalah data kualitatif, dan analisis yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dan deskriptif. Hasil temuan dari penelitian ini dapat diketahui bentuk interaksi yang terjadi antara Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dengan lingkungan sosialnya terjalin suatu interaksi yang tidak langsung, seperti menggunakan simbol atau helper, mengenai hambatan-hambatan dalam interaksi tersebut, yaitu sulit berkomunikasi dengan orang lain, sulit bersosialisasi, sulit mengutarakan apa yang diinginkan, merasa berbeda dan minder sehingga rasa kepercayaan dirinya berkurang karena mereka merasa asing dilingkungan tempat mereka hidup, sehingga menyebabkan kurangnya berinteraksi dengan dunia luar. Mengenai cara mengatasi hambatan dalam berinteraksi menggunakan kontak langsung dan tidak langsung, kontak langsung dilakukan oleh anak normal terhadap ABK tanpa melalui perantara, kontak tidak langsung dengan menggunakan perantara yakni dengan bantuan helper. Dengan menggunakan Bahasa isyarat merupakan solusi bagi Guru atau Helper dalam berinteraksi dengan ABK yang memiliki hambatan dalam berinteraksi. Adapun kesimpulan dari pembahasan dengan penelitian bahwa bentuk interaksi Anak Berkebutuhan Khusus di Kelurahan Surade ada yang berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Kemudian hambatan yang kerap terjadi yaitu anak merasa minder dan kurang percaya diri karena merasa berbeda. Adapun solusi yang digunakan dalam memermudah interaksi ABK ini yaitu dengan menggunakan bantuan dari helper dengan menggunakan bahasa tubuh