Pengaruh program pembinaan pesantren terhadap perilaku agresi pada remaja di LPKA kelas II Bandung

Narapidana anak atau yang kini disebut dengan anak didik merupakan mereka yang melakukan tindakan agresi yang melanggar hukum dan norma yang berlaku. Hal tersebut membutat mereka harus berurusan dengan pihak kepolisisan dan ditempatkan pada sebuah lembaga untuk menjalani masa hukuman. Disana, para anak didik juga dibina untuk menjadi individu yang lebih baik dan salah satunya adalah dengan cara dilakukannya pembinaan keagamaan. Tujuannya adalah untuk menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan tidak mengulanginya serta menjadi individu yang lebih baik dengan ilmu agama yang telah mereka pelajari dan mereka aplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan metode pre-eksperimental dan menggunakan rancangan One Group Pretest Postest. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program pembinaan pesantren terhadap perilaku agresi pada remaja di LKPA kelas II Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya dan dengan jumlah partisipan sebanyak 19 orang. Peneliti mengambil data dengan menggunakan The Questionnaire Aggression (Buss & Perry, 1992) yang dimodifikasi untuk mengukur agresi pada remaja di LPKA kelas II Bandung. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Paired Sample T-Test dan hasil yang diperoleh adalah p 0.506 dengan signifikansi (2-tailed) > 0.05, yang berarti program pembinaan pesantren tidak berpengaruh dalam menurunkan perilaku agresi pada remaja di LPKA Kelas II Bandung