Gerakan Front Pembela Islam (FPI) dalam menegakan amar ma’ruf nahyi munkar terhadap masyarakat Cikole Ciamis

Amar Ma’ruf Nahyi Munkar merupakan metode dakwah dalam bentuk memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, metode dakwah tersebut berdasarkan sumber yang valid. Baik Al-Qur’an maupun Al-Hadist dan harus dilakukan dengan menjunjung tinggi norma, kaidah dan etika sehingga upaya dakwah yang dilakukan tidak kontra produktif. Gerakan amar ma’ruf nahyi munkar FPI di Cijulang dalam beberapa hal masih memiliki kesan terlalu keras dan radikal. Sehingga perlu penelusuran apakah gerakan tersebut masih dipandang wajar. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui latar historis Front Pembela Islam (FPI) menegakan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar di Desa Cijulang, Kec. Cihaurbeuti Kab. Ciamis (2) Untuk mengetahui realita atas pelaksanaan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar Front Pembela Islam (FPI) di Desa Cijulang, Kec.Cihaurbeuti Kab. Ciamis. (3) Untuk mengetahui hasil yang dicapai Amar Ma’ruf Nahyi Munkar Front Pembela Islam (FPI) di Desa Cijulang, Kec. Cihaurbeuti Kab. Ciamis Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa dakwah untuk menciptakan kondisi hidup yang baik dari kemaksiatan dan kedzoliman perlu dilakukan dalam metode amar ma’ruf nahyi munkar yaitu upaya mempertahankan kondisi yang baik., mengurangi atau bahkan menghilangkan yang buruk dan meningkatkan hal yang lebih baik sesuai norma ajaran Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan mencangkup tentang “Gerakan Front Pembela Islam Dalam Menegakan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar Terhadap Masyarakat Cijulang, Ciamis” yang dilakukan meliputi data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) latar belakang pendirian FPI di desa Cijulang karena adanya kemunkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di desa tersebut (2) realita pelaksanaan amar ma’ruf nahyi munkar FPI di desa Cijulang meliputi empat tahapan yaitu: pertama mengirimkan surat peringatan pertama kepada pihak terkait, Kedua mengirim surat peringatan kedua kepada pihak terkait, Ketiga melaporkan pihak terkait kepada pihak Kepolisian, keempat aksi penutupan secara paksa dengan cara terjun langsung ke lokasi oleh FPI. (3) Hasil yang dicapai dengan adanya pergerakan FPI di desa Cijulang yaitu tempat permaksiatan berkurang dan segolongan orang yang berniat untuk membangun tempat hiburan malam mengulurkan niatnya karna takut akan aksi dan penggerebekan FPI, namun adapula negatifnya dari pergerakan FPI di desa Cijulang yaitu terjadinya konflik antara FPI dan masyarakat atau segolongan orang yang terkait dengan pengelola tempat maksiat tersebut, dan juga negatifnya memberi kesan buruk terhadap agama Islam