Mobilitas Sosial pada Penghuni Rumah Susun Sarijadi Bandung

Penelitian ini berangkat dari permasalahan kepadatan penduduk di Kota Bandung yang disebabkan oleh meningkatnya angka kelahiran dan ditambah dengan penduduk pendatang dari pedesaan ataupun dari kota-kota lainnya yang lebih kecil yang menyebabkan timbulnya permukiman-permukiman kumuh ataupun permukiman liar, yang menyebabkan semakin sempitnya ruang yang tersedia sehingga munculah kebijakan pembangunan rumah susun sebagai upaya pemerintah guna memenuhi masyarakat akan papan yang layak dalam lingkungan yang sehat. Adanya pembangunan rumah susun ini diharapkan dapat banyak membantu dalam penyediaan tempat tinggal, terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang belum memiliki tempat tinggal atau bagi penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal yang layak dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses mobilitas sosial yang terjadi pada penghuni rumah susun baik sebelum dan setelah ia melakukan perpindahan, apa saja faktor penarik, pendorong serta penghambat terjadinya mobilitas pada penghuni Rumah Susun Sarijadi Bandung, serta bagaimana akibat dari mobilitas sosial tersebut baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam kepada penghuni Rumah Susun Sarijadi Bandung dengan teknik penentuan informan melalui purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Perubahan Sosial, dimana menurut Auguste Comte, kemajuan yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan perubahan dari tahap sederhana kepada tahap yang lebih kompleks. Selain itu penulis menggunakan konsep Mobilitas Sosial Paul B. Horton yang mengemukakan bahwa mobilitas sosial merupakan suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Dimana mobilitas sosial ini menyangkut tiga hal pokok yakni perubahan kelas sosial, baik keatas maupun kebawah, dialami oleh manusia sebagai individu atau kelompok, serta terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial yang baru yang diperoleh individu atau kelompok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses mobilitas sosial pada penghuni Rumah Susun Sarijadi Bandung terbagi menjadi dua kategori, yakni penghuni yang merencanakan mobilitas serta penghuni yang mobilitasnya tidak direncanakan. Bagi penghuni yang merencanakan mobilitas terdapat faktor penarik dan pendorong mengapa ia melakukan mobilitas. Sedangkan bagi penghuni yang mobilitasnya tidak direncanakan hanya terdapat faktor pendorong mengapa ia melakukan mobilitas. Dan dalam pelaksanaan perubahan terdapat faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial tersebut, sehingga menimbulkan akibat-akibat yang berbeda bagi tiap-tiap penghuni Rumah Susun baik dalam segi pendidikan, ekonomi, dan sosial