Representasi komunikasi Politik: Studi analisis Semiotika Roland Barthes pada penguatan pencitraan Aburizal Bakrie dalam program Tanda Mata Istimewa episode V, VI dan VII di TV One

Beberapa televisi nasional ada yang dimiliki oleh para aktor politik. Mereka secara tidak langsung memiliki kepentingan terutama kepentingan politik. Banyak aspek-aspek dalam tayangan televisi yang digunakan untuk menyampaikan kepentingan tersebut, lalu disuguhkannya kepada para penonton. Salah satu contohnya program Tanda Mata Istimewa yang merupakan tayangan Reality show di Tv One. Peneliti tertarik meneliti program tersebut karena didalamnya terdapat aktor politik yaitu Aburizal Bakrie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi komunikasi politik dalam penguatan pencitraan Aburizal Bakrie pada tayangan Tanda Mata Istimewa di Tv One pada aspek denotasi, konotasi, mitos dan ideologi. Objek penelitian melibatkan total empat belas adegan dari tiga episode yang tayang pada september, oktober, november 2012. Adegan tersebut mempunyai makna yang direpresentasikan dalam sebuah teks yaitu berupa tayangan reality show. Eksekusi representasi objek bisa mewujud dalam pemilihan kata, kalimat, dan penguatan dengan foto atau imaji yang akan dipakai untuk menampilkan seseorang, kelompok atau suatu gagasan di sebuah program televisi. Dalam mencapai tujuan penelitian, peneliti melakukan penggalian makna tanda pada tayangan Tanda Mata Istimewa. Oleh karena itu, metode yang sesuai untuk penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Analisis semiotika Roland Barthes mengkaji tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Seorang tokoh pelopor semiotika bernama Saussare membagi menjadi penanda (signfier) dan petanda (signfied). Pengikut Saussare bernama Roland Barthes fokus mengkaji sistem pertandaan dua tahap, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Kajian semiotika Barthes yang membedakannya dari tokoh semiotika lainnya yaitu adanya bahasan mitos dan ideologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa representasi komunikasi politik dalam penguatan pencitraan Aburizal Bakrie pada tayangan Tanda Mata Istimewa digambarkan dengan Aburizal Bakrie datang ke sekolah dan universitas di daerah bersama salah satu anggota keluarganya atau tokoh pemuka agama setempat, pencitraan dengan shot sebuah buku novel bibiografi Aburizal Bakrie, pencitraan saat melakukan ceramah motivasi menggunakan slogan atau lambang, pencitraan dengan Laptop yang diberikan kepada siswa berprestasi, dan pencitraan dengan kata-kata motivasi di akhir tayangan yang merupakan interaksi simbolik. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu program Tanda Mata Istimewa merupakan alat Aburizal Bakrie dalam penguatan pencitraan sebagai pembentuk opini publik pada pencalonannya menjadi presiden 2014. Simpulan ini tidak lain merupakan ideologi yang tercermin dari makna denotasi, konotasi setiap adegan, serta mitos