Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pedagang Kaki Lima Kecamatan Cibeunying Kidul Tidak Mau direlokasi (Kajian Deskriptif di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

Penelitian ini bermula dari persoalan terhadap pedagang kaki lima yang dianggap membuat macet di sepanjang jalan Kecamatan Cibeunying Kidul. Pedagang Kaki Lima juga masih membuat kesan kumuh dan merusak keindahan tatanan Kota. Selain itu, masih banyak pedagang kaki lima yang tidak mau di relokasi dari tempat berdagang mereka, tepatnya pedagang kaki lima yang ada di Kecamatan Cibeunying Kidul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana sejarah pedagang kaki lima Kecamatan Cibeunying Kidul, program apa saja yang dilakukan pemerintah dalam menertibkan pedagang kaki lima Kecamatan Cibeunying Kidul, serta untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pedagang kaki lima Kecamatan Cibeunying Kidul tidak mau di relokasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Tindakan Sosial menurut Max Weber, yang berarti dalam Kamus Sosiologi adalah suatu tindakan yang dilakukan pribadi dalam situasi sosial. Tindakan sosial juga disebut sebagai perbuatan, perilaku atau aksi yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap tindakan diperoleh melalui proses belajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual yang ada pada saat penelitian dilakukan, menggambarkan fakta-fakta masalah yang diselidiki secara sistematis, faktual dan akurat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara observasi dan wawancara mendalam kepada pedagang kaki lima yang berdagang di sekitar Kecamatan Cibeunying Kidul serta studi kepustakaan untuk menelaah bahan bacaan atau dokumen yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini. Adapun analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif, dengan cara merangkum dan memfokuskan apa yang hendak diteliti, menguraikan dan menganalisis hasil yang telah diteliti, dan setelah itu dapat disimpulkan. Hasil penelitian diperoleh bahwa sejarah pedagang kaki lima Kecamatan Cibeunying Kidul adalah bermula dari tahun 1960 yang diawali dengan berdirinya pasar Super Bazar. Tahun 1971, Kecamatan Cibeunying Kidul menutup jalan dan membuka pasar malam yang disebut Pasar Mambo. Program Pemerintah dalam menertibkan pedagang kaki lima Kecamatan Cibeunying Kidul yaitu batasan berjualan dari Jalan Ahmad Yani sampai Cikutra tidak boleh berdagang di badan jalan. Program Pemerintah ini berbentuk Perda No 8888 Tahun 2013. Faktor yang mempengaruhi pedagang kaki lima Kecamatan Cibeunying Kidul tidak mau di relokasi karena takut tempatnya tidak strategis sehingga membuat pendapatannya berkurang dan membuat mereka harus memulai semua dari awal