Perilaku penyimpangan di kalangan remaja: Kajian tentang remaja pecandu miras di Desa Cinunuk

Banyak faktor yang menjadi pencetus dari perilaku penyimpangan di kalangan remaja. Salah satu yang akan dibahas ini adalah perilaku penyimpangan yang berkaitan dengan remaja pecandu miras. Masa remaja identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Kenakalan remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan, lebih-lebih pada akhir-akhir ini, telah timbul akibat negatif yang sangat mencemaskan yang akan membawa kehancuran bagi remaja itu sendiri dan masyarakat pada umumnya. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan remaja berperilaku menyimpang. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada dua persoalan, pertama, apa faktor utama penyebab remaja berperilaku menyimpang, kedua bagaimana upaya untuk menanggulangi remaja yang berperilaku menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan remaja berperilaku menyimpang khususnya pada remaja pecandu miras di Desa Cinunuk. Selain itu juga untuk mengetahui upaya apa saja untuk menanggulangi perilaku penyimpangan ini. Teori yang digunakan untuk menganalisis masalah ini adalah teori anomie dari Robert K Merton, Teori anomie berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yang memilih lokasi di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara yang difokuskan pada remaja pecandu miras dan masyarakat. Data didapatkan dari Kantor Desa Cinunuk, wawancara dengan delapan orang informan dan dari buku-buku yang berkaitan dengan perilaku penyimpangan. Setelah data terkumpul, data direduksi, disajikan dan diverifikasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan: pola interaksi remaja yang memiliki kecenderungan menyimpang di kehidupan sosialnya, mereka cenderung tertutup ketika berinteraksi dengan orang yang tidak suka miras, akan tetapi mereka sangat terbuka ketika berinteraksi dengan teman-teman sesama penyuka miras. Dengan terus adanya interaksi antara remaja penyuka miras, maka remaja akan sulit lepas dari kebiasaannya itu, karena adanya sikap saling mempengaruhi antara remaja yang satu dengan yang lainnya. Kemudian, faktor utama remaja menjadi pecandu miras yaitu karena lingkungannya yang cenderung membawanya menjadi pecandu miras, teman sepermainan juga menjadi pendorong kuat remaja menjadi pecandu miras, lalu ada faktor keluarga dan pendidikan. Kemudian upaya untuk menanggulangi remaja pecandu miras dilakukan dengan cara sosialisasi bahaya miras di masyarakat dan melakukan razia rutin oleh pihak kepolisian