Pemikiran Keislaman Soekarno tahun 1926-1966

Setiap individu memiliki akal fikiran yang merupakan kelebihan di antara makhluk lain di hadapan Tuhan. Manusia bisa dikatakan sebagai daging berfikir serta tidak terlepas dari ide. Suatu pemikiran timbul tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh eksternal dan interaksi individual tersebut. Soekarno merupakan salah satu tokoh sentral yang memiliki pemikiran beragam, salah satunya adalah pemikirannya tentang Islam yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana potret Islam di Indonesia awal abad ke-20 M, untuk mengetahui biografi Soekarno,untuk mengetahui bagaimana Pemikirannya tentang Islam pada kurun waktu dari tahun 1926-1966. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang dalam pelaksanaanya melalui empat tahapan yaitu : heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan bahwa potret Islam diIndonesia awal abad ke-20 terjadi pergolakan ideologi. Mulai bermunculan ideologi yang berpengaruh terhadap rakyat Indonesia dan elit politik serta tokoh-tokoh pergerakan Indonesa. Ideologi itu adalah komunis, Islamis dan Nasionalis. Kaum Islamis pun mulai mempertahankan eksistensinya dengan mendirikan organisasi keagamaan berlandaskan Islam seperti NU, Muhammadiyah dll dengan tujuan dakwah dan mengusir penjajahan. Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 atau bertepatan dengan hari Kamis Pon tanggal 18 Safar 1831 tahun Saka di Lawang Seketeng, Surabaya. Ia lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Idayu Nyoman Rai.Dan meninggal dunia hari Minggu 21 Juni 1970 serta di makamkan di Blitar Jatim dekat makam ibunya Idayu Nyoman Rai. Di antara pemikiran keislaman Soekarno yaitu berkaitan pengaruh Islam dalam politik Soekarno, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme menjelaskan bahwa ketiga konsep tersebut haruslah bersatu untuk melawan kolonialisme saat itu, terlebih nasib ketiganya yang sama di bawah cengkraman kolonialisme. Pandangan Soekarno tentang Islam dan negara yang semestinya dipisahkan dan kemudian pernyataanya menimbulkan polemik dengan M. Natsir. Kritikannya terhadap aristokrasi, menurutnya Islam merupakan agama yang mengutamakan kesamarataan, sikap pengeramatan manusia dipandangnya telah melanggar Tauhid. Pandangannya terhadap sikap Taklid. Soekarno sangat menentang sekali praktek Taklid di kalangan umat Islam, hal tersebut akan menimbulkan Islam yang statis. Pandangannya terhadap Bid’ah yang menjelaskan bahwa masih ada sifat Jaiz sehingga hal yang dianggap Bid’ah bisa saja dilakukan selama bisa memajukan Islam serta slogannya Islam is Progress. Pemikiran tentang Tuhan yang menurutnya Tuhan tidak bersifat duapuluh melainkan limitless (tidak terbatas). Dan Pemikirannya mengenai Rethinking Islam dan Islam Sontoloyo