Pendampingan program keluarga harapan di Dinsosnaker Kabupaten Sumedang

Penelitian ini membahas tentang pendampingan program keluarga harapan (PKH) di kabupaten Sumedang. Secara khusus, penelitian ini membahas tentang proses pelaksanaan PKH, metode PKH dan evaluasi (faktor penunjang dan faktor penghambat) PKH yang dihubungkan dalam konteks Bimbingan dan Konseling Islam. Penelitian ini berawal dari temuan permasalahan yang berkenaan dengan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan di masyarakat Sumedang. Fenomena ini direspon oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja bidang Kesejahteraan Sosial dengan program unggulannya adalah program keluarga harapan (PKH) sejak tahun 2008. PKH kabupaten Sumedang terbilang sukses untuk menjadikan masyarakat yang mandiri dengan pemberian pendampingan dalam program PKH. Adapun tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui bagaimana proses pendampingan PKH di Dinsosnaker kabupaten Sumedang, kedua untuk mengetahui bagaimana metode pendampingan PKH di Dinsosnaker kabupaten Sumedang dan ketiga untuk mengetahui faktor penunjang serta faktor penghambat pelaksanaan PKH di Dinsosnaker kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertolak dari kerangka berfikir bahwa pendampingan merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan, karena pelayanan-pelayanan yang diberikan pendampingan serupa dengan pelayanan-pelayanan yang berada dalam bimbingan dan penyuluhan. Selain itu unsur-unsur kegiatan pendampingan yang lebih dikenal dengan unsur-unsur kegiatan bimbingan penyuluhan pada jurusan BKI. Dan dikenal pula dengan tiga bentuk metode pendampingan, yaitu metode partisifatif, dialog, dan pemberdayaan. Penelitian ini berdasarkan metode deskriptif kualitatif dengan landasan pokok fenomenologi, karena sesuai dengan fenomena yang terjadi di masyarakat PKH. Peneliti langsung ikut mengamati kondisi masyarakat PKH yang sesuai dengan kondisi psikologis dan sosiologis. Populasinya adalah seluruh pendamping PKH di 12 kecamatan kabupaten Sumedang, sedangkan sampel yang diambil adalah pendamping 6 kecamatan yaitu: Jatinunggal, Sumedang Selatan, Ujungjaya, Situraja, Cimanggung dan Jatinangor. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Dari hasil penelitian diperoleh proses PKH dibagi menjadi tiga yaitu proses perencanaan, pelaksanaan dan penerapan. Metode yang dilakukan adalah metode pendampingan kelompok dan home visit dengan dukungan materi motivasi dan merubah pola pikir masyarakat agar peserta PKH bisa lebih mandiri. Serta faktor penunjang dan penghambat yang menjadi gambaran umum pendamping kabupaten Sumedang, untuk faktor penunjang yaitu fasilitas pendamping yang cukup memadai dan faktor penghambat yaitu ketidaksesuaian pelatihan terhadap pendamping dengan pelaksanaan pendampingan kepada peserta PKH. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan pendamping sangat diperlukan dalam pelaksanaan dan keberlangsungan PKH serta ketercapaian tujuan menuju keluarga harapan yang mandir