Pelaksanaan produk modal kerja di BMT Insan Madani Cikutra Kota Bandung

Berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia merupakan suatu permintaan demand dari masyarakat Indonesia itu sendiri karena masyarakat enggan lagi berhibungan dengan bank konvensional yang jelas bertentangan karena adanya unsur riba atau yang biasa disebut bunga. Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 memicu hadirnya lembaga pendukung seperti Baitul Maaal wat Tamwil atau yang sering kita sebut BMT. Seiring lahirnya Undang-Undang tersebut maka berdirilah BMT Insan Madani Fungsi BMT terbagi 2 yaitu Baitul Maal yang berfungsi sebagai lembaga non komersil melainkan lembaga sosial sebagai pengelola zakat, infaq, dan shadaqah.Dan Baitul Tamwil adalah lembaga komersil sebagai mediator antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan masyarakat yang memiliki kekurangan dana dengan sasaran utama investasi dan kegiatan usaha produktif pada usaha kecil dan menengah. Dimana usaha masyarakat kecil ini sangat membutuhkan kehadiran BMT sebagai alternatif atau bahkan solusi dikala usaha kecil ini memiliki kukurangan dana. BMT Insan Madani Kota Bandung menjadi solusi penggerak pengusaha ekonomi kecil di daerah Cikutra sebagai pemberi motivasi dalam pengembangan usahanya yaitu dengan adanya produk pembiayaan modal kerja. Pembiayaan modal kerja adalah suatu bentuk kerja sama antara BMT dan nasabah dengan tujuan mencari keuntungan. Modal kerja tersebut dapat dilakukan melakui 2 akad yaitu Mudharabah dan Musyarakah. Maka dari itu penulis melakukan penelitian ini dengan bertujuan untuk : 1) prosedur pelaksanaan produk modal kerja 2) strategi perluasan produk modal kerja dan 3) pengendalian dan pengawasan produk modal kerja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi untuk dijadikan sebagai data primer, sedangkan data sekunder adalah data-data pendukung seperti buku-buku, artikel-artikel, dan sumber lainnya. Berdasarkan penelitian menunjukan hasil bahwa : 1) prosedur pelaksanaan produk modal kerja tidak lah sulit kepada nasabah baik nasabah yang memiliki usaha berjalan maupun yang baru akak memulai 2) strategi yang dilakukan adalah “jemput bola” dimana BMT mendatangi langsung calon nasabahnya dan menawarkan produknya 3) pengawasan dan pengendalian yang dilakukan adalah mengawasi nasabahnya agar tidak menyimpang dari kaidah-kaidah dan norma-norma bisnis dalam ajaran Islam