Hubungan antara motivasi dan tingkat burnout pada siswa secaba rindam III/Siliwangi

Penelitian ini mengangkat salah satu dasar manusia bertingkah laku, yaitu Motivasi, Motivasi adalah sesuatu yang mampu memberikan kekuatan dan mengarahkan perilaku; membuat para siswa berperilaku dan mengarahkan mereka pada tujuan tertentu (Ormrod, 2003: 368). Peneliti melihat fenomena yang terjadi di Dunia Militer khusus pendidikan Militer, bagaimana motivasi individu untuk memilih hidup menjadi seorang prajurit,mereka harus merubah gaya hidup meraka selama dalam pendidikan, namun dalam perjalanannya, beberapa siswa mengalami kejenuhan, sakit secara fisik,perubahan emosinal dan mental, seperti yang dikatakan oleh beberapa tokoh Psikologi mengenai Burnout, Burnout adalah sebagai kelelahan secara fisik, mental dan emosional(Pines dan Aronson, dalam Sanjaya,2010). Hal tersebut seharusnya tidak terjadi mengingat sebelum seseorng memasuki pendidikan kemiliteran, diadakan seleksi yang begitu ketat,mulai dari segi fisik,intelegensi, dan psikologis.seseorang dikatakan lulus seleksi tersebut diprediksi dapat melewati pendidikan kemiliteran degan baik, sehingga peneliti menarik untuk mengangkat fenomena tersebut . Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, sedangkan rancangan yang digunakan adalah non-experimental dengan metode korelasional. Riset dilakukan pada Siswa Prajurit Karir (PK) Sekolah Calon Bintara(SECABA) Resimen Induk Daerah Militer(RINDAM)III/Siliwangi tahun 2012 yang terdaftar dan masih aktif mengikuti pendidikan yang berjumlah 50 orang, 30 persen dari 165 orang keseluruhan siswa. Pada penelitian ini diambil sampel dengan menggunakan tekhnik “Simple Random Sampling� yaitu teknik pengambilan data dengan cara acak terhadap semua anggota. Dalam teknik ini semua anggota memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Instrumen berbentuk skala model Likert, dengan membuat alat ukur Skala Motivasi Siswa Militer (SMSM) yang berjumlah 41item dan Skala Tingkat Burnout Siswa Militer (STBSM) yang berjumlah 65 item , sehingga pengolahan datanya digunakan formula Rank-spearmen. Selain itu, digunakan pula perhitungan median (nilai tengah) untuk mengkategorikan skor siswa ke dalam Motivasi yang tinggi dan rendah. Selain itu untuk mengkatagorisasikan tingkat Burnout siswa menggunakan mean dan standar deviasi teoritis untuk melihat tingkat burnout satu, dua dan tiga . Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi kedua variabel sebesar -0,586 (hubungan negatif)dengan koefisien determinasi sebesar34,34% , selanjutnya thitung=5,013 dengan taraf signifikansi α=0,05, maka H1 diterima,dengan katagori korelasi sedang, yang artinya semakin tinggi motivasi semakin rendah tingkat burnout dengan korelasi yang sedang, diketahui bahwa dalam hasil penelitian ini variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat burnout hanya motivasi intrinsik, sehingga peneliti berkesimpulan masih ada faktor lain yang lebih tinggi dalam mempengaruhi burnout selain motivasi, seperti peniaian diri yang negatif, tidak memenuhi syarat, dan sulit menyesuaikan diri terhadap lingkungan