Kisah perjalanan tauhid Nabi Ibrahim dalam perspektif Al-Qurán

Islam sebagai agama tauhid dengan sumber utamanya Al-Qurân yang harus dijadikan sebagai landasan hidup yang kebenarannya telah teruji sepanjang sejarah kehidupan manusia. Allah SWT menurunkan Al-Qurân kepada hamba-Nya untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Allah, yaitu menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji agar manusia tetap menjaga fitrahnya untuk beragama tauhid. Al-Qur'an menginformasikan dalam banyak tempat tentang kisah Nabi Ibrahim, mulai dari proses pencarian Tuhan, memperkuat aqidah dan keyakinannya, berbagai ujian yang dihadapinya, dan kesuksesannya dalam membangun negeri yang dibahasakan Al-Qur'an sebagai "Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghafur". Pada hakikatnya tauhid ialah inti dari ajaran semua para nabi, termasuk Nabi Ibrahim. Namun pada kenyataannya inti ajaran para nabi tersebut tidak dijadikan pandangan hidup bahkan dilupakan dalam kehidupan manusia saat ini. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan meneliti lebih jauh tentang bagaimana tahapan-tahapan dan perkembangan tauhid Nabi Ibrahim a.s menurut Al-Qur'an. Dan Bagaimana hikmah dari kisah perjalanan tauhid Nabi Ibrahim a.s. menurut Al-Qur'an. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini dengan maksud untuk memperoleh data yang komprehensif tentang tahapan-tahapan dan perkembangan tauhid Nabi Ibrahim a.s menurut Al-Qur’an. Dan Untuk megetahui hikmah dari kisah perjalanan tauhid Nabi Ibrahim menurut Al-Qur'an. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, sedangkan metode penelitiannya ialah metode analisis buku, dan metode tafsir pada penelitian ini ialah metode maudhu'i. Berdasarkan hasil penelitian penulis, dalam proses perjalanan tauhidnya Nabi Ibrahim mengalami berbagai ujian dan cobaan sampai akhirnya Ibrahim mampu melewati berbagai ujian tersebut dan kembali mengajarkan tauhid kepada keluarga dan kaumnya. Adapun tahapan tauhid Nabi Ibrahim ialah, tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan tauhid asma wash shifat. Pada intinya semua nabi dan rasul membawa ajaran tauhid, hanya syariátnya saja yang berbeda. Hikmah terbesar dari kisah perjalanan tauhid Nabi Ibrahim adalah kesuksesannya dalam membangun keluarga sakinah, negeri yang aman sentosa, “Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghafur, dan regenerasi kepemimpinan yang ditandai dengan kenabian kedua anaknya, yaitu Nabi Ismail dan Nabi Ishak. Semua kesuksesan itu bisa diraih Nabi Ibrahim karena keteguhannya dalam bertauhid