Pelaksanaan penjualan Marhun pada pembiayaan Rahn di BPRS Ishlahul Ummah Cimahi

BPRS Ishlahul Ummah Cimahi sebagai salah satu lembaga keuangan syariah, lembaga keuangan syariah memiliki dua fungsi utama yaitu mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk produktif maupun untuk konsumtif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelaksanaan pembiayaan rahn yang diselenggarakan oleh BPRS Ishlahul Ummah pun harus sesuai dengan ketentuan syariah dan fiqh muamalah. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan produk rahn yang sesuai dengan ketentuan syariah merupakan keharusan dalam bermuamalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme penjualan atau pelelangan marhun pada produk rahn yang diselenggarakan oleh BPRS Ishlahul Ummah Cimahi tersebut, serta tinjauan fiqh muamalah terhadap mekanisme penjualan marhun dan pengambilan kelebihan dari hasil penjualan atau pelelangan marhun dengan diperkuat oleh tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Penelitian ini bertolak pada pemikiran bahwa pelaksanaan produk rahn merupakan wujud dari disiplin ilmu yang terdapat pada fiqih muamalah yang kemudian dipraktekkan di lembaga keuangan syariah salah satunya BPRS Ishlahul Ummah. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif dan analitik. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan studi kepustakaan. Pengolahan data dilakukan dengan pengumpulan data, pengidentifikasian, pengklasifikasian, sampai pada penarikan kesimpulan. Dan metode analisa data yang digunakan adalah kualitatif. Data yang ditemukan menunjukan bahwa pelaksanaan penjualan atau pelelangan marhun pada produk rahn di BPRS Ishlahul Ummah sudah sesuai dengan ketentuan syariah dan fiqih muamalah karena pada pelaksanaan penjualan atau pelelangan marhun dilakukan bagi nasabah yang tidak dapat membayar pelunasan pada saat jatuh tempo akan tetapi terdapat ketidaksesuaian antara teori fiqh muamalah serta fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) pada praktik pengambilan keuntungan dari hasil penjualan atau pelelangan marhun dimana kelebihan dari hasil penjualan atau pelelangan marhun dijadikan sebagai pendapatan karena dalam pembiayaan rahn terdapat hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak dimana hak murtahin ialah mengembalikan sisa penjualan marhun kepada rahin dan hak rahin ialah mendapatkan sisa dari hasil penjualan marhun