EFEKTIVITAS HAKAM DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERCERAIAN DI BAWAH PASAL 47 DAN PASAL 48, ENAKMEN UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM (NEGERI SELANGOR) 2003 (Studi Kasus Jabatan Kehakiman Syariah Selangor)

ABSTRAK Ahmad Akashah Bin Ahmad Aznan: Efektivitas Hakam Dalam Menyelesaikan Masalah Perceraian Di bawah Pasal 47 Dan Pasal 48, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam (Negeri Selangor) 2003 (Studi Kasus Jabatan Kehakiman Syariah Selangor) Pernikahan menurut Islam adalah suatu ibadah. Dengan melaksanakan ibadah, maka umat Muslim akan mendapatkan pahala sekaligus mendapatkan kebahagiaan. Tujuan dari sebuah pernikahan itu adalah untuk mencapai keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Namun ada juga hubungan pernikahan yang tidak dapat mencapai tujuan pernikahan itu karena adanya beberapa masalah dan berakhir dengan perceraian. Talak atau perceraian dibolehkan dalam Islam akibat adanya perselisihan atau adanya sesuatu yang bahaya jika pasangan terus bersama. Akan tetapi sebelum sampai kepada perceraian, hakim Pengadilan Agama akan mengutus seorang hakam bagi pihak suami dan seorang bagi pihak isteri dengan tujuan mendamaikan pasangan yang bermasalah. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah Bagaimana praktek Pasal 47 Dan Pasal 48, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam (Negeri Selangor) 2003 mengenai hakam, bagaimana efektivitas hakam dalam menyelesaikan kasus perceraian di Pengadilan Agama Selangor dan bagaimana tinjauan Fiqh Munakahat terhadap fungsi hakam dalam perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber yang digunakan meliputi sumber primer yaitu: penulis mengadakan wawancara dengan 15 orang yaitu 4 orang pegawai yang merupakan staf di Jabatan Kehakiman Syariah Selangor dan 11 orang hakam yang merupakan staf hakam dari Majlis Agama Islam Selangor. Sumber Sekunder merupakan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan efektivitas hakam dalam menyelesaikan kasus perceraian di Pengadilan Agama Selangor adalah kasus-kasus perceraian yang dapat diselesaikan oleh hakam ini mayoritasnya berakhir dengan perceraian dan sangat sedikit sekali kasus yang dapat diselesaikan dengan perdamaian. Pasal 47 dan 48 menjelaskan pasangan yang ingin bercerai harus melaporkan kepada Pengadilan Agama dan jika hakim mendapati pasangan masih bisa didamaikan, hakim akan mengutus hakam. Ulama‟ fiqih pula berbeda pendapat dalam menafsirkan fungsi hakam dalam menyelesaikan syiqaq, diantara mereka ada yang menafsirkan hakam sekadar wakil dan ada juga yang berpandangan hakam adalah hakim yang bisa menjatuhkan talak. Kata Kunci: Efektivitas, Hakam, Peceraia