Tindak pidana terhadap asisten rumah tangga dalam perspektif hukum islam dan hukum positif di Indonesia (Studi Putusan Hakim Nomor 157/Pid.sus/2016/PN Kds)

Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tindak pidana kekerasan fisik dalam rumah tangga yang dilakukan oleh Elyzabet Angelya Natanya yang terdapat di dalam putusan Pengadilan Negeri Kds Nomor 157/Pid.sus/2016/PN Kds, memvonis Elyzabet Angelya Natanya dengan pidana penjara selama 6 (enam) tahun dan mengetahui penjatuhan hukuman terdapat dalam isi Pasal 44 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2004. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwasanya setiap pelaku tindak pidana kekerasan fisik dalam rumah tangga terhadap asisten rumah tangga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena perbuatan tersebut merugikan asisten rumah tangga yang bekerja dengannya. Dan pertanggungjawaban pidana yang dijatuhkan hakim untuk terdakwa berupa hukuman dalam putusan No.157/Pid.sus/2016/PN Kds harus dijalankannya. Tetapi, hukuman sebagai pertanggungjawaban terdakwa yang dijatuhkan hakim dalam putusan tersebut kurang tepat atau tidak sesuai dengan isi Pasal 44 ayat (2) UU No.23 Tahun 2004 tentang PKDRT. Kemudian, jika melihat dari segi hukum pidana Islam, perlindungan hukum berupa hukuman kepada pelaku tindak pidana kekerasan fisik dalam rumah tangga masuk kedalam Jarimah ta'zir, atau pelaku tindak pidana kekerasan fisik dalam rumah tangga juga bisa masuk ke dalam Jarimah qishash apabila pelaku menghilangkan salah satu anggota tubuh korban. Walaupun pada kenyataannya bentuk dan hukuman dari jarimah ta'zir ini ditetapkan oleh Syara' tetapi penerapannya diserahkan kepada hakim