Kisah Nabi Yusuf dalam Al-Quran: Analisis Semiotika-Interteks Julia Kristeva

Tesis ini mendiskusikan Kisah nabi Yūsuf dalam al-Quran menggunakan pendekatan semiotika-interteks Julia Kristeva. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan perspektif semiotika-interteks Kristeva terhadap kisah Yūsuf dalam al-Quran. Hal ini bertujuan untuk menempatkan kisah Yūsuf sebagai bacaan yang lebih mudah dipahami dan dicerna oleh pembaca modern daripada menganggap Yūsuf sebagai nabi yang terpilih dengan segala kelebihannya dari Allah Swt. Oleh karena itu, untuk mencapai pengejawantahan karakter Yūsuf, penulis akan menganalisis kisah ini baik unsur intrinsik (suprasegmental) maupun ekstrinsik (interteks). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan identitas diri dari ?subjek yang berbicara? yang membuatnya berbeda dengan citra Yūsuf dalam al-Quran. Pada tahapan awal, semiotik Yūsuf tampak pada chora semiotiknya, yaitu saat mendapatkan perhatian lebih (favoritisme) dari Ya?qūb. Namun tindakannya tersebut membuatnya dibenci dan memunculkan sikap narsistik saudara-saudaranya. Pada fase inilah penanda semiotik Yūsuf muncul yaitu mimpi dan jubah dari Ya?qūb. Tahapan kedua adalah fase simbolik. Cerita ini ditandai saat Yūsuf beralih ke masyarakat perkotaan Mesir. Pada tatanan simbolik, karakter Yūsuf yang mengalami perubahan identitas diri juga akan memiliki pengaruh penting baik pada lingkungan perkotaan Mesir maupun tempat asalnya. Terlihat dimana saudara-saudara Yūsuf bersikap narsistik karena merasa menjadi golongan yang lebih kuat dan memiliki manfaat dibandingkan adiknya; istri bendaharawan yang merupakan representasi dari politik tubuh; mimpi dua pemuda yang merupakan representasi dari aktivitas kesehariannya; dan Ya?qūb yang menjadi sosok melankoli karena depresi akan kehilangan anak favoritnya. Setelah melalui dua fase di atas, maka tahapan selanjutnya adalah pencarian ideologeme. Ideologeme yang terdapat dalam kisah Yūsuf merupakan pertikaian internal keluarga antara Yūsuf dan saudara-saudaranya serta kemajuan peradaban kota Mesir. Ideologeme dalam penelitian ini menghasilkan simbol kebudayaan kehidupan di masyarakat perkotaan Mesir. Adapun Relevansi temuan kajian dengan wacana al-Quran tampak pada tema pembahasan yang identik yaitu Yūsuf dan saudara-saudaranya, motif tentang mimpi, Yūsuf dan istri bendaharawan dan kesedihan Ya?qūb. Namun, yang membedakan keduanya bahwa kesan narasi Kristeva mengangkat citra Yūsuf yang lebih modern dan logis ke permukaan teks sedangkan dalam al-Quran, figur Yūsuf adalah superhuman dengan segala kekuatan supranaturalnya (ta?wīl)