PENGARUH PENGGUNAAN LENGKUAS (Alpinia galanga) SEBAGAI REPELLENT TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti TAHUN 2021

Lingkungan biologis merupakan salah satu determinan yang memberikan wahana nyamuk berkembangbiak. Nyamuk sangat senang tinggal di daerah yang lembap dan pencahayaan rendah. Pemanfaatan tanaman anti nyamuk menjadi salah satu upaya pengendalian untuk memutus kontak antara nyamuk dengan manusia. Bagian umbi lengkuas memiliki komposisi dominan didalamnya yaitu zat flavonoid dan minyak atsiri. Kedua zat tersebut dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan insektisida nabati. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan lengkuas (Alpinia galangan) sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran, observasi, dan perhitungan jumlah nyamuk yang hinggap. Pengolahan data dengan editing dan tabulating disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan jumlah rata-rata angka hinggap nyamuk pada kelompok kontrol 3 ekor sedangkan pada kelompok perlakuan 1 ekor. Daya proteksi repellent lengkuas tertinggi sebesar 74,4% dan rata-rata daya proteksi selama waktu 6 jam sebesar 64,11%. Dari hasil uji Kruskal Wallis Kruskal Wallis nilai p > nilai ? yaitu 0,416 > 0,05 . Uji Anova (Analisis of Varians) yang ditunjukan dengan nilai signifikan (P) > Nilai ? , yaitu 0,000 > 0,05. Tingkat perbedaan yang signifikan (nyata) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan sebesar 1,83. Hasil pengukuran rata-rata suhu sebesar 26.5?C dan kelembapannya 79,9%. Kesimpulan dari penelitian ini, lengkuas tidak dapat digunakan sebagai zat penolak nyamuk( repellent). Hasil dari perhitungan daya proteksi lengkuas sebagai repellent tidak memenuhi standar persentasi sebagai repellent. Saran dari penelitian ini , mencoba membuat repellent alami dari bahan lain