Pengetahuan Perawat tentang Early Warning System (EWS) setelah diberikan Pelatihan di RS Katolik Budi Rahayu Blitar

Salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian akibat henti jantung adalah dengan penerapan Early Warning System (EWS). Skoring EWS ini disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien.Early Warning System (EWS) di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu belum berjalan dengan maksimal, dan banyak perawat yang belum memahami EWS. Berdasarkan hasil wawancara kepada 10 perawat yang telah mendapatkan pelatihan Early Warning System (EWS) di RS Katolik Budi Rahayu Kota Blitar pada tanggal 20-21 Oktober 2020 yang lalu didapatkan hasil 6 perawat yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik dan 4 perawat memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori cukup tentang penerapan skor EWS. Hal ini tentu menjadi perhatian karena dalam pelaksanaan EWS sangat berhubungan erat dengan peran perawat yang melakukan observasi harian tanda-tanda vital pasien. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan menggunakan analisa data univariat untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang Early Warning System (EWS) di RS Katolik Budi Rahayu Blitar diketahui 39 (57,4%) responden cukup mengerti dan memahami tentang Early Warning System (EWS). Hasil uji statistik yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa perawat di RS Katolik Budi Rahayu Blitar cukup memahami tentang Early Warning System (EWS). Responden perlu mendapatkan diklat atau seminar yang menjelaskan tentang Early Warning System (EWS) agar responden mendapatkan ilmu yang sama atau persamaan presepsi tentang Early Warning System (EWS)