Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba Sebagai Ruang Perjumpaan (Sebuah Perspektif Habitus Pierre Bourdieu)

Penelitian ini menggunakan teori habitus dari Pierre Bourdieu sebagai pisau analisis. Habitus menghasilkan dan dihasilkan oleh dunia sosial atau kebiasaan individu atau kelompok yang dihasilkan melalui interaksi sosial. Maka hasil penelitian dan fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan ada beberapa habitus masyarakat pada masjid tersebut diantaranya ialah: Pertama, sebagai tempat berdagang. Kedua, sebagai tempat perkuliahan. Keriga, tempat foto-foto atau rekrasi. Selain itu, Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba pada umumnya berfungsi sebagai tempat beribadah umat Islam dan pusat kegiatan keagamaan di Bulukumba. Adapun faktor-faktor terbentuknya model habitus masyarakat ataupun pengunjung masjid tersebut di sebabkan oleh : Pertama, daya tarik dalam hal ini bangunan masjid yang megah dan lokasi yang terbuka serta desain arsitekturnya yang begitu indah sehingga membuat masyarakat ingin berkunjung ke masjid kebanggan Bulukumba tersebut. Kedua, faktor ekonomi, dimana Habitus masyarakat yang memilih berdagang di Masjid Islamic Center Dato Tiro di dasari faktor ekonomi atau untuk memenuhi kelangsungan hidup dan keluarganya .Apa yang di temukan atau terjadi dilapangan tidaklah mengurangi fungsi masjid yang pada umumnya tapi hal ini justru membuat masjid turut berperang penting dalam berbagai sektor. Implikasi dari penelitian ini diharapkan masjid-masjid yang ada saat ini bisa berperan penting di berbagai sektor baik itu dalam hal transformasi ilmu pengetahuan dalam hal ini sebagai tempat perkuliahan ,tempat berdagang dan lain sebagainya tanpa menghilangkan fungsi utama masjid yaitu tempat peribadatan atau melakukan kegiatan-kegiatan agama lainnya seperti yang sampai saat ini telah dilakukan oleh pengurus pada Masjid Islamic Center Bulukumba