PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA DIFABEL GANDA DI SLB A YEKETUNIS YOGYAKARTA

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, demikian pula dengan anak difabel ganda. Dalam kenyataannya pembelajaran anak difabel ganda berbeda dengan anak normal. Ada metode yang diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode demonstrasi pada Pendidikan Agama Islam bagi siswa difabel ganda di SLB A Yaketunis Yogyakarta, kendala yang dihadapi guru, serta upaya mengatasinya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis sacara kritis tentang penerapan metode demonstrasi pada Pendidikan Agama Islam bagi siswa difabel ganda di SLB A Yaketunis Yogyakarta, kendala-kendala yang dihadapi oleg guru serta upaya mengatasinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk menyempurnakan penerapan metode demonstrasi pada Pendidikan Agama Islam bagi siswa difabel ganda di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar SLB A Yaketunis Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada Pendidikan Agama Islam dengan subyek siswa difabel ganda kelas VIII G. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi dengan menggunakan metode ganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) metode demonstrasi diterapkan pada materi-materi yang bersifat fungsional bagi siswa, penerapan metode ini diawali dengan penjelasan-penjelasan dari guru; memberikan contoh tahap demi tahap; dan konfirmasi. (2) kendala yang dihadapi guru: kurangnya pemahaman konsep dari siswa, proses pemahaman siswa memerlukan waktu lebih lama, kondisi psikologis siswa yang sensitif dan mudah tersinggung, konsentrasi siswa mudah terganggu, pemahaman siswa sulit diubah. (3) Upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru adalah: menjelaskan suatu konsep materi dengan bahasa yang sederhana, mudah difahami, intonasi yang jelas dan suara yang keras. Selain itu guru juga berhati-hati dalam menjelaskan suatu materi agar siswa tidak tersinggung