PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN EDMODO TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pesatnya perkembangan dalam berbagai bidang yang terjadi di abad-21 sehingga siswa harus memiliki berbagai keterampilan untuk dapat bersaing secara global, untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan komunikasi siswa diperlukan model pembelajaran yang tepat, yaitu model pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari agar dapat memahami materi dengan mudah. Model pembelajaran yang tepat dengan kualifikasi tersebut adalah model pembelajaran discovery learning. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1. Mendeskripsikan penerapan model discovery learning berbantuan Edmodo dalam kegiatan pembelajaran biologi materi sistem imun dalam kegiatan pembelajaran biologi materi sistem imun pada kelas XI MIPA di SMAN Mandirancan. 2. Menganalisis keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang menerapkan model dicovery learning dan kelas yang tidak menerapkan model discovery learning berbantuan Edmodo dalam kegiatan pembelajaran biologi materi sistem imun pada kelas XI MIPA di SMAN Mandirancan. 3. Menganalisi keterampilan komunikasi siswa pada kelas yang menerapkan model dicovery learning dan kelas yang tidak menerapkan model discovery. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan pretest-posttest control group design. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampling purpose, sampel yang digunakan adalah kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Penerapan model discovery learning diukur melalui observasi menggunakan lembar kerja siswa. Keterampilan berpikir kritis siiswa diukur menggunakan tes essay yang berjumlah 7 soal setelah divalidasi dan diujicobakan dan menggunakan lembar kinerja. Keterampilan komunikasi diukur menggunakan lembar observasi. Penerapan model discovery learning pada tahap pertama yaitu stimulasi memperoleh nilai 100 termasuk kategori baik, tahap kedua yaitu identifikasi masalah memperoleh nilai 97,4 termasuk kategori baik, tahap ketiga memperoleh nilai 78,8 termasuk kategori cukup, tahap keempat memperoleh nilai 95 termasuk kategori baik, tahap kelima memperoleh nilai 96,4 termasuk kategori baik, tahap keenam memperoleh nilai 100 yang termasuk dalam kategori baik. Keterampilan berpikir kritis pada indikator eksplanasi memiliki nilai 3 pada kedua kelas termasuk kategori baik, indikator evaluasi memperoleh nilai 2 pada kedua kelas termasuk kategori cukup, pada indikator interpretasi pada kelas eksperimen memperoleh nilai 2,8 dan 2,6 pada kelas eksperimen dan kelas kontrol termasuk kategori baik, indikator analisis pada memperoleh nilai 2,4 dan 2,3 termasuk kategori cukup, dan inferensi memperoleh 2,6 dan 2,5 termasuk kategori baik. Keterampilan komunikasi siswa pada indikator melakukan komunikasi dalam forum daring memperoleh nilai 2,6 dan 2,59 termasuk dalam kategori baik, pada indikator melakukan interaksi dan komunikasi yang yang positif dengan siswa lain memperoleh nilai 2,7 dan 2,45 termasuk dalam kategori baik untuk kelas eksperimen dan cukup untuk kelas kontrol, dan pada indikator melakukan kerjasama dengan siswa lain dalam tim memperoleh nilai 2,7 dan 2,69 termasuk dalam kategori baik