PROSESI UPACARA PERKAWINAN ADAT DI DESA JATIPANCUR BERDASARKAN ADAT SUNDA

Sejarah upacara perkawinan adat Sunda terjadi ketika adanya perkawinan antar Kerajaan dengan menyelenggarakan prosesi upacara berdasarkan adat Sunda. Berbeda dengan prosesi upacara di Desa Jatipancur yang hanya menyelenggarakan upacara adat Sunda dengan beberapa prosesi saja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan secara umum sejarah dan prosesi upacara perkawinan adat Sunda, serta untuk mengetahui prosesi upacara adat yang diselenggarakan di Desa Jatipancur Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian sejarah yang melalui empat tahapan. Pertama, Heuristik mengumpulkan data. Kedua, Kritik menyeleksi data. Ketiga, Interpretasi menafsirkan fakta. Keempat, Historiografi hasil penulisan data penelitian. Selain itu peneliti juga menggunakan pendekatan Library Reseach atau penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan sejumlah Narasumber, sehingga dapat menyajikan tulisan yang mudah dipahami. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Sejarah upacara perkawinan adat Sunda muncul bersamaan dengan perkawinan antara Kerajaan Jawa dan Kerajaan Sunda. Prosesi upacara perkawinan adat Sunda yaitu neundeun omong, narosan, seserahan, ngecangkeun aisan, siraman dan ngeuyeuk seureuh, mapag panganten, nyerenkeun, akad, sungkem, sawer, meuleum harupat, nincak endog, muka panto, huap lingkup, ngahiberkeun japati. Prosesi upacara perkawinan adat Sunda di Desa Jatipancur secara sederhana dengan beberapa prosesi saja yaitu mapag panganten, seserahan, akad nikah, sungkeman, sawer, meuleum harupat, nincak endog, huap lingkup