Perkembangan Industri Musik di Indonesia: Sebuah Perspektif Ekonomi Kreatif

Fenomena masa kini dunia industri musik sangat rumit dan menarik karena misalnya, sebuah aplikasi musik dapat menyimpan jutaan lagu-lagu, sementara itu aplikasi musik lainnya dapat melengkapi kepada penggunanya dengan sebuah studio virtual, disertai pula ruang chat (dialog) untuk penggunanya agar bis berdiskusi dengan penggemarnya, bahkan disertai peluang untuk siapa saja yang ingin menjual dagangannya. Lebih dari itu, mereka semua bisa mengakses dalam waktu yang nyata (real time) dengan kecepatan yang nyata (real speed), boleh dikatakan hampir tidak ada perbedaan waktu, terutama bagi mereka yang memiliki kapasitas internet sangat tinggi. Fenomena itu juga membawa pandangan tentang pekerjaan baru di dalam dunia industri musik dengan beberapa spesifikasi yang sangat penting, tetapi pada masa yang sama, masa depan industri musik akan sangat tergantung kepada usaha-usaha yang dilakukan oleh para enterpreuner. Dengan latarbelakang demikian itu untuk digunakan dalam melihat situasi di Indonesia, tidak dapat disangkal bahwa masa depan pengembangan industri musik di Indonesia mestilah sangat menjanjikan, baik secara kultural maupun secara ekonomi. Dengan menggunakan analisis deskriptif yang tradisional, peneliti ingin mengkaji bagaimana industri musik telah mengubah nilai-nilai budaya musik popular serta bagaimana perkembangan-perkembangan ekonomi akan lebih menguntung Produk Bruto Nasional (PBN) khususnya dari aspek pajak (industri kreatif). Kajian akan diperluas dengan analisis data dari aspek-aspek ekonomi kreatif termasuk gambaran apa saja yang meliputi pembayaran terhadap artis ketika mereka terikat kontrak dengan perusahaan rekaman besar, dibandingkan dengan para artis independent yang bekerja dengan memilih aplikasi musik yang tertentu. Hasil kajian akan berupa pandangan-pandangan yang penting bahwa industri musik kita memiliki pernanan penting dalam meningkatkan PBN kita, tidak hanya dari perpajakan tetapi juga dari aspek nilai-nilai ekonomi lainnya dari berbagai sektor ekonomi kreatif. Fenomena tersebut di atas, diikuti pula dengan perkembangan seni digital yang luar biasa cepat. Di dalam elaborasi penelitian ini akan dapat dibaca betapa perkembangan teknologi internet sejak awal hingga sekarang ini (ketika penelitian ini dibuat kita sedang memasuki era IoT 4.0 tetapi untuk waktu yang tidak lama lagi, kita akan segera memasuki era IoT 5.0 denga berbagai kemudahan dan kedahsyatan yang tak terhingga. Hal ini tentu ada baiknya tetapi sisi buruknya adalah ancaman stagnasi dan punahnya eksistensi seni tradisi kita di masa depan. Kota Budaya Yogyakarta tak urung akan menghadapi hal ini dengan cepat karena di kota ini juga banyak ahli di bidang ICT yang akan ikut mengembangkan dan menyemarakkan hirukpikuk seni digital di tanah air. Sebab itu sebagian besar dari Lesimpulan dalam penelitian ini adalah kritik dan saran bagi Yogyakarta sebagai Kota Budaya