Sengketa hak cipta terhadap lukisan badak pada minuman merek cap kaki tiga (studi kasus putusan Mahkamah Agung nomor: 768 k/pdt.sus/2010)

Perlindungan dan penegakan hukum atas Hak-Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu hal yang penting, mengacu pada penemuan baru di bidang teknologi dengan memperhatikan kepentingan produsen dan konsumen. HKI memiliki peran penting dan memiliki dua kelompok, pertama, yaitu hak Kekayaan Industri meliputi paten, merek, Desain, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang. Kedua yaitu hak cipta yang merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual. Hak cipta diatur dengan Undang-Undang Tahun 1987 juncto Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1982 adanya perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta dan diubah kembali dalam pengaturan terbaru mengenai Hak Cipta di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang berbunyi “Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Indonesia mengalami banyak perubahan dalam Undang- Undang mengenai Hak Cipta. hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur, mengumumkan atau memperbanyak penggunaan hasil penuangan gagasan, hasil ciptaan atau informasi tertentu atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut peraturan Undang-undang yang berlaku. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus yaitu tentang sengketa hak cipta terhadap lukisan badak pada minuman merek cap kaki tiga studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor: 768 K/Pdt.Sus/2010. Data primer diperoleh dari penelitian sebelumnya dan buku lainnya yang masih memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Selanjutntya data sekunder diperoleh berdasarkan hasil karya ilmiah dari para sarjana, jurnal penelitian, jurnal hukum, dan buku-buku yang kaitannya dengan perlindungan hukum terhadap hak cipta. Data-data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif normatif dalam bentuk kalimat-kalimat yang berisi penjelasan tentang penyelesaian permasalahan dalam penelitian ini. Hak milik atas lukisan badak pada minuman cap kaki tiga kembali ke keadaan semula karena tidak mempunyai Legal Standing, dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 768 K/Pdt.Sus/2010 telah mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi yaituPT. Sinde Budi Sentosa untuk membatalkan putusan pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 28/Hak Cipta/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. Artinya kepemilikan atau pemegang hak cipta tersebut tetap atas nama bersama antara PT. Sinde Budi Sentosa dengan Wen ken drug, hak cipta tersebut didaftarkan pada tanggal 1 Maret 1996 dengan judul Seni Lukis Etiket dan terdaftar dengan Nomor 015649, oleh PT. Sinde Budi Sentosa sesuai dengan Pasal 5 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta