KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM AL KHOIRIYAH TULUNGAGUNG

ABSTRAK Skripsi dengan judul “KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM AL KHOIRIYAH TULUNGAGUNG” ini ditulis oleh Syarifah Saudah Muhdlor, NIM, 12204183297, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, dosen pembimbing: Dr. Muniri, M.Pd. Kata Kunci: Penalaran Analogi, Kemampuan Matematika Penalaran merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Namun kemampuan penalaran siswa masih tergolong rendah. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan penalaran yaitu menggunakan metode analogi. Analogi merupakan suatu konsep berfikir atau bernalar tentang hal baru yang diperoleh dari suatu hal yang telah diketahui siswa sebelumnyadengan memperhatikan kesamaan antara dua hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran analogi matematika pada tahap encoding (pengkodean), inferring (penyimpulan), mapping (pemetaan), dan applying (penerapan) siswa kelas VIII SMP Islam Al Khoiriyah. Pertanyaan penelitian ini adalah 1) Bagaimana kemampuan penalaran analogi dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari kemampuan tingkat tinggi matematika kelas VIII SMP Islam Al Khoiriyah? 2) Bagaimana kemampuan penalaran analogi dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari kemampuan tingkat sedang matematika kelas VIII SMP Islam Al Khoiriyah? 3) Bagaimana kemampuan penalaran analogi dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari kemampuan tingkat rendah matematika kelas VIII SMP Islam Al Khoiriyah? Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa tes penalaran analogi matematika dan wawancara. Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa kelas VIII-B SMP Islam Al Khoiriyah, dimana 1 siswa dengan tingkat kemampuan matematika tinggi, 1 siswa dengan tingkat kemampuan matematika sedang, dan 1 siswa dengan tingkatkemampuan matematika rendah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan penalaran analogi matematika siswa cenderung rendah. 1) Siswa tingkat tinggi mampu menyelesaikan kemampuan penalaran analogi matematika pada tahap encoding (pengkodean), inferring (penyimpulan), mapping (pemetaan), dan applying (penerapan) 2) Siswa tingkat sedang kurang mampu menyelesaikan kemampuan penalaran analogi matematika pada tahap encoding (pengkodean), inferring (penyimpulan), mapping (pemetaan), dan applying (penerapan) 3). Siswa tingkat rendah belum mampu menyelesaikan kemampuan penalaran analogi matematika pada tahap encoding (pengkodean), inferring (penyimpulan), mapping (pemetaan), dan applying (penerapan)