Membangun Proyek Teknologi Informasi yang Sukses

Tidak dapat dipungkiri banyak Teknologi Informasi (TI) telah merambah ke hampir semua bidang kehidupan kita. TI telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, bahkan cara kita hidup. Sebagai contoh, dengan adanya internet maka kita dapat berkomunikasi dengan rekan kita, bahkan yang nun jauh di negeri seberang, dalam hitungan detik. Banyak yang mengatakan bahwa TI telah membuat hidup kita lebih berkualitas, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dapat dikerjakan oleh komputer, sementara kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih berkualitas. Kalau dulu membayar listrik atau telepon, kita harus rela mengantri berjam-jam, sekarang kita bisa melakukannya tanpa harus keluar dari rumah. Bahkan diluar negeri, banyak sekali aplikasi yang telah dibangun sehingga banyak sekali hal yang bisa dilakukan dari rumah. Tetapi tahukan kita bahwa sebenarnya dibalik itu, proyek TI tidak selalu berjalan dengan mulus, Standish Group (http://standishgroup.com/chaos.html) melaporkan bahwa ditahun 1995, proyek TI yang sukses hanya 16,2%. Yang didefinisikan sukses adalah bila proyek tersebut diselesaikan tepat waktu dan dalam biaya yang dianggarkan. Ditemukan juga bahwa lebih dari 31% proyek TI dibatalkan sebelum selesai, yang mengakibatkan Perusahaan dan departemen pemerintahan Amerika merugi lebih dari 81 milyard dollar. Survei ini juga menyarankan bahwa proyek TI perlu dikelola dengan Manajemen Proyek yang lebih baik. Di Indonesia sendiri belum ada survei yang memadai tentang keberhasilan dan kegagalan proyek TI, tetapi dari penglihatan kasat mata kita melihat bahwa banyak proyek ini diselesaikan dalam waktu yang lebih lama dari waktu dan dengan biaya yang bengkak, sehingga biayanya terpaksa dibebankan kepada pemakai