Gagasan Resiprokal Dalam Poligami; Telaah Pemikiran Abdul Halim Muhammad Abu Syuqqah

This paper discusses polygamy as a form of marriage in terms of the reciprocal concept of Abdul Halim Muhammad Abū Syuqqah. This research is focused on answering Abū Syuqqah's reciprocal ideas about polygamy and Abū Syuqqah's reciprocal ideas. The researcher concludes that Abū Syuqqah's idea of ​​reciprocity is based on three schemes, namely through text, context, and contextuality which are interconnected using a reciprocal approach which intends that the text reciprocally applies to all parties in gender relations. Abū Syuqqah is of the opinion that reciprocal polygamy is obligatory based on considerations for the good of all family members, both husband, wife and children. Through this method also, Abū Syuqqah stipulates the conditions for polygamy, namely the husband's ability to be fair to his wives and children, the ability to provide a living for all family members, and the ability to look after and educate his wife and children.Tulisan ini membahas poligami sebagai bentuk perkawinan ditinjau dari konsep resiprokal Abdul Halim Muhammad Abū Syuqqah. Penelitian ini difokuskan untuk menjawab seputar gagasan resiprokal Abū Syuqqah, dan gagasan resiprokal Abū Syuqqah tentang poligami. Peneliti menyimpulkan bahwa Gagasan resiprokal Abū Syuqqah berlandaskan kepada tiga skema yaitu melalui teks, konteks, dan kontekstualitas yang saling dihubungkan menggunakan pendekatan resiprokal yang bermaksud agar teks secara timbal balik berlaku untuk semua pihak dalam relasi gender. Abū Syuqqah berpendapat bahwa poligami secara resiprokal wajib berdasarkan atas pertimbangan untuk memperoleh kebaikan bagi seluruh anggota keluarga, baik dari suami, istri, dan anak. Melalui metode ini juga, Abū Syuqqah menetapkan syarat poligami, yaitu kemampuan suami berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya, kemampuan memberikan nafkah terhadap seluruh anggota keluarga, dan kemampuan dalam menjaga dan mendidik istri serta ana