STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DESA LUBUK BERINGIN KECAMATAN BATHIN III ULU KABUPATEN BUNGO PASCA COVID-19

Penelitian ini berjudul, “strategi pengembangan pariwisata Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo pasca Covid-19” penelitian ini di latarbelakangi adanya Fenomena yang bertentangan fenomena ini menunjukkan adanya pertentangan antara rasionalitas tindakan ekonomi dengan nilai etika yang terkesan terabaikan. bagaimana tidak, marak usaha Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang beroperasi disekitar tempat pariwisata, baik itu pada wialyah daratannya, anak sungai yang bermuara kepada sungai LUBER, bahkan yang lebih parah lagi tidak sedikit yang beroperasi pada daerah huluan sungai itu sendiri. Permasalahan dari penelitian ini adalah strategi apa yang digunakan dalam pengembangan destinasi wisata luber pasca covid-19 dan bagaimana analisis SWOT terhadap strategi pengembangan pariwisata di Desa Lubuk Beringin pasca Covid-19. Analisi deskriptif kualitatif, hasil penelitian ini.Strategi marketing miks menggunakan empat (P) yaitu produk, lokasi, harga dan promosi. Analisis SWOT ,Strength (kekuatan)Wisata alam yang alami.Adanya ternak ikan langka (ikan semah) yang tidak memiliki wisata lain.Berada ditengah perkampungan dengan katagori penatik agama.Weakness (kelemahan)Kondisi wisata Desa Lubuk Beringin belum tertata dengan baik.Pelayanan wisata yang belum lengkap dan perlu pengembangan. Akses jalan yang masih tanah sehingga menyulitkan kunjungan wisatawan.Opportunity (peluang) .Segmen pengunjung yang luas dan besar .Jika akses jalan di perbaiki maka akses pengunjung bisa lebih meningkat.Jika ditata dengan manjemen yang rapi bisa berpeluang untuk menyerap tenaga keja yang kebih besar dan dengan sendirinya mengurangi tingkat pengangguran di desa luber.Threath (hambatan). Dalam pengenbangan pariwisata membutuhkan coss atau modal yang besar. Destinasi wisata tidak bekerjasama sama dengan pemerintah/perusahaan. Terjdinya Prokontra nilai ditengah masyarakat dalam meningkapi prilaku dan etika pengunjung, yang erat kaitannya dengan kearipan lokal