Analisis struktur novel Tanah Gersang karya Mochtar Lubis

Novel merupakan salah satu bentuk karya satra yang digolongkan kedalam jenis prosa fiksi. Novel sebagai karya sastra yang bermutu apabila novel tersebut memuat cerita yang bersumber dari kehidupan manusia, yang dapat memberikan inspirasi ilham pada kita untuk lebih berbuat manusiawi. Selanjutnya novel sebagai bentuk karya sastra dipergunakan pula dalam dunia pendidikan sebagai bahan bacaan yang diajarkan kepada siswa melalui apresiasi bahasa dan sastra Indonesia. Membaca novel selain memperoleh rasa puas dan senang, pembaca diharapkan memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang mendalam tentang manusia dan kehidupan. Dari uraian diatas itu maka pendidikan yang diberikan kepada anak, tidak hanya dengan pengajaran disekolah saja tetapi dapat juga dengan melalui cerita atau membaca novel yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan anak dengan belajar sastra dapat menghibur diri. Melihat bagaimana manusia adanya dan bercermin bagaimana seseorang ingin menjadi tokoh yang dicita-citakan, mempelajari sastra akan meningkatkan daya kita karena dalam karya sastra tidak dimasukkan unsur intelektualitas. Fasilitas pandangan hidup dan sebagainya. Dengan belajar sastra maka mampu memberikan kemungkinan bagi pembaca untuk mengenal manusia dengan berbagai karakter, problem, berbagai keputusan dan tindakan. Tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan bentuk struktur novel Tanah Gersang, (2) Mendiskreipsikan isi novel Tanah Gersang untuk menjawab pertanyaan diatas digunakan metode deskriptif kualitatif yang meneliti sumber teori dan sumber data. Bentuk penelitiannya adalah kepustakaan. Cara yang dilakukan yaitu menganalisis struktur novel Tanah Gersang karya Mochtar Lubis. Dari hasil penelitian mengenai analisis struktur novel Tanah Gersang penulis menyimpulkan bahwa dalam struktur novel tersebut terdapat (1) Tema menceritakan tentang kehidupan Djoni yang selama ini kurang mendapat perhatian dari ayah dan ibunya. Karena ayahnya sibuk dengan dunia politiknya sehingga jarang berada ditengah-tengah mereka, ada apabila beban rumah tangga dipikul sendiri oleh ibunya dengan dengan memberi sejumlah uang banyak dan hadiah berlebih-lebihan maka menurut ayahnya dapat menggantikan dia sebagai kepala rumah tangga. Apalagi akhir-akhir ini ayahnya telah tiga kali kawin dengan perempuan muda yang lebih cantik dari ibunya. Djoni sering melihat ibunya menangis sendiri, hal itulah yang Djoni merasa asing bila melihat ayahnya dan dia terpaksa melepaskan hubungan jiwa antara dia dengan Maria dan Ibunya. Sehingga ia terapung-apung seorang diri hidup dalam pikirannya sendiri bergabung bersama Soekandar, Jusuf melakukan aksi perampokan besar-besaran di toko emas milik orang Tionghoa bertempat disawah besar dikota Jakarta. (2) Penokohan/perwatakan penokohan dalam novel Tanah Gersang yaitu ada tujuh (1) Tokoh Utama : Djoni Jusuf. Soekandar (2) Tokoh tambahan: Maria, Lisa, Dewi (3) Tokoh pembantu : Dr. Mullienholft, Kapten Nizar. Sedangkan penggambaran watak dalam novel ini : (1) Djoni mempunyai badan yang tegap, gagah sinar matanya keras dan jiwanya mudah goncang sehingga mudah berbuat kejam dan bernafsu. (2) Jusuf mempunyai sifat pendiam tidak banyak bicara akan tetapi mukanya menujukkan kekerasan pula, dia orangnya paling kecil diantara Djon, Soekandar (3) Soekandar orangnya kurus dan tulang-tulangnya mempunyai keuletan tenaga seperti baja. Sifat Soekandar berdarah dingin tidak punya rasa kasihan sama sekali kepada orang lain. (4) Maria sifatnya halus, dia paling takut melihat binatang-binatang yang dibunuh kejam oleh kakaknya. (5) Lisa orangnya cantik badanya kecil dan ramping, rambutnya hitam panjang dan disanggul bulat diatas pundaknya, kulit kuning langsat . sifat Lisa suka mempermainkan laki-laki. (6) Dewi lebih cantik dari Lisa, sifat Dewi lemah lembut dan lebih dewasa, (7) Dr. Mullienholt dan Kapten Nizar kedua tokoh ini hanya sebagai pembantu atau pelengkap akhir cerita. Sifat kedua tokoh ini orangnya sangat bijaksana. Latar dalam novel tanah gersang ini Yogyakarta dimana tempat tinggal Djoni. Jusuf Soekandar. Sedangkan pusat pengisahan novel tanah gersang ini mengisahkan perjalanan hidup Djoni. Jusuf Soekandar selama tahun-tahun revolusi belajar hidup sendiri tanpa perhatian dari ayah dan ibunya. Diantara mereka bertiga memanglah terkenal keras. Hal ini membuat mereka hampir serupa sekali ditambah lagi dengan pakaian yang mereka pakai kemeja strip-strip membujur dan melintang, dan celana biru tua potongan pantat, tegang mendatar dari perut kebawah , dan mengecil kekaki. Model celana yang amat disukai anak-anak muda sekarang. Alur dalam novel tanah Gersang ini alurnya mundur dimulai dari masa lulu yang diwarnai dengan kebahagiaan, kesediaan, pertengkaran yang memuncak hingga mereka berkumpul lagi. Alur cerit novel ini sambung menyambung sehingga cerita ini berakhir dengan suatu tragedi tragis. Saran-saran yang dapat penulis ajukan sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis ajukan kepada para peneliti lain yang ingin meneliti struktur novel tanah gersang untuk mendalami aspek-apek lain yang belum terbatas. Dalam bidang pengajaran sastra hasil analisis ini bisa dijadikan bahan tambahan bagi siswa untuk lebih memahami tentang sastra