Artefak Litik Ceruk Layah, Sampung : Kajian Teknoekonomi

Lawa Cave's multi-functional activities include food processing activities as evidenced by the findings of ecofacts (food scraps in the form of bone fragments and mollusc shells), tool-making activities (workshops) with evidence of the findings of artifacts including tools, waste and raw materials, and graves human skeleton findings). Meanwhile, the single activity in the Layah rockshelters was evidenced by findings that were dominated by lithic artifacts, including in the form of debitage, tool products, raw materials and core stones. The Lawa Cave which has a large area and is located near the river is used as a place for multi-functional activities, while the Layah Caves where the surrounding area is a source of raw materials is used as a place for making lithic tools. Based on the differences in activities and the quality of these raw materials in dealing with and adapting to the surrounding natural environment, it shows that there is a distinct character in the settlement patterns that take place in this area. Furthermore, based on technological observations and typology of the Layah rockshelter, it shows that humans at that time were exploiting nature optimally.Aktivitas multi fungsi Gua Lawa meliputi aktivitas pengolahan makan (dapur) yang dibuktikan dengan temuan ekofak (sisa makanan berupa fragmen tulang dan cangkang moluska), aktivitas pembuatan alat (bengkel) dengan bukti temuan artefak baik alat, limbah, maupun bahan baku, dan kubur (temuan rangka manusia). Sedangkan aktivitas tunggal di Ceruk Layah dibuktikan dengan temuan yang didominasi artefak litik baik temuan berupa limbah, produk alat, maupun bahan baku serta batu inti. Perbedaan aktivitas dan di lain pihak kualitas bahan baku di mana semakin tinggi lahan memiliki kualitas baik, menuntut mereka melakukan pengaturan pemanfaatan lahan gua dalam beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Gua Lawa yang memiliki lahan luas dan terletak dekat sungai dimanfaatkan sebagai tempat untuk aktivitas mulit fungsi, sedangkan Ceruk Layah di mana daerah sekitarnya merupakan sumber bahan baku dimanfaatkan sebagai tempat pembuatan alat litik. Berdasarkan perbedaan aktivitas dan kualitas bahan baku tersebut dalam menyiasati dan beradaptasi lingkungan alam sekitarnya, menunjukkan adanya karakter tersendiri dalam pola permukiman yang berlangsung di kawasan ini. Selanjutnya berdasarkan pengamatan teknologi dan tipologi dari Ceruk Layah, menunjukkan bahwa manusia saat itu mengeksploiter alam secara maksimal. Efektivitas energi dan teknologi dalam menghasilkan alat litik tampak tinggi, meskipun secara tipologis cenderung rendah