TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN DISPENSASI NIKAH STUDI DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN TAHUN 2008

Ketentuan umur minimal untuk melangsungkan perkawinan dalam Islam tidak disebutkan secara eksplisit. Baik pria atau wanita supaya sah melaksanakan perkawinan atau akad nikah harus sudah aqil balig serta mempunyai kecakapan yang sempurna. Dalam Hukum Positif, aturan mengenai batas umur perkawinan yaitu 19 tahun bagi pria dan 16 tahun bagi wanita. Dalam realitanya banyak terjadi perkawinan yang tidak memenuhi aturan dalam Pasal 7 ayat (1) tersebut. Penyimpangan terhadap Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat 1 yaitu Pasal 7 ayat 2 ini menyebabkan banyak permohonan untuk memperoleh dispensasi nikah. Persoalannya adalah ketika calon mempelai belum mencapai batas umur perkawinan, perundang-undangan tidak menjelaskan alasan apa saja yang dapat digunakan untuk permohonan dispensasi nikah. Beberapa perkara permohonan dispensasi di Pengadilan Agama Sleman, diajukan dengan alasan “karena hamil dan karena dikhawatirkan melakukan hal-hal yang dilarang agama”. Maksud dari dikhawatirkan melakukan hal-hal yang dilarang agama adalah dikhawatirkan melakukan zina. Hal ini sebagaimana terjadi di Pengadilan Agama Sleman. Penyusun memilih tempat tersebut karena sebagian wilayah masih pedesaan dan sebagian masyarakatnya masih menganggap bahwa nikah muda adalah hal yang biasa. Dan menyebabkan banyak permohonan dispensasi nikah yang diajukan ke Pengadilan Agama Sleman. Pokok masalah dalam skripsi ini adalah apakah alasan hamil di luar nikah dan dikhawatirkan melakukan zina dapat dijadikan alasan untuk permohonan dispensai nikah dan apakah pertimbangan hakim pada perkara tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan sifatnya preskriptif dengan menggunakan perolehan datanya dengan dokumentasi yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan perkara tersebut. Adapun data wawancara sebagai pendukung. Sedangkan pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan penelitian normatif. Analisis data adalah dengan menggunakan pola pikir deduktif dan induktif. Deduktif yaitu penyusun menerapkan teori sadd az-z|ari’ah dan kaidah fikih yang bersifat umum untuk menganalisis beberapa perkara permohonan dispensasi nikah. Induktif yaitu penyusun menganalisis beberapa perkara permohonan dispensasi nikah kemudian ditarik pada kesimpulan umum. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa alasan hamil di luar nikah dan dikhawatirkan melakukan zina, dapat dijadikan alasan untuk permohonan dispensasi nikah yaitu karena sudah hamil dan terdapat indikasi yang dapat menyebabkan rusaknya kehormatan dan keturunan seperti zina. Pertimbangan hakim sudah sesuai dengan hukum Islam karena pertimbangan tersebut dapat menciptakan kemaslahatan bagi pihak yang bersangkutan. Namun masih perlu adanya masukan yakni dalam penggunaan kaidah yang tidak tepat. Tidak menempatkan pertimbangan akan madharat/dampak menikah usia muda dengan dampak zin