Analisis School Well Being Pelajar SMP Yogyakarta melalui REBT pada Pelaku Bullying

Pengalaman sekolah yang kurang menyenangkan karena bullying, baik sebagai korban maupun pelaku, dapat menjadi sumber stres yang signifikan dan mengurangi kualitas hidup bagi siswa (Mathew, 2015). Stres yang dialami siswa akan memberikan dampak yang buruk bagi intrapersonal maupun hubungan interpersonal. Hal ini akan membuat siswa merasa bahwa iklim belajar di sekolahnya tidak menyenangkan (Souttera, 2013). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa efektivitas SWB melalui REBT pada siswa SMP di kota Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk materi ajar bimbingan dan konseling di sekolah jenjang menengah pertama kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang disesuaikan dengan situasi sekolah. Modul REBT dan alat ukur SWB yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari penelitian peneliti sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan SWB pelaku bullying adalah Skala School Well Being (Skala SWB). Skala SWB mengacu pada empat aspek SWB yaitu having (kondisi sekolah), loving (hubungan sosial), being (pemenuhan diri). Hasil dari penelitian ini diantaranya ada perbedaan yang signifikan pada School Well-Being kelompok Eksperimen yang di ukur selama 3 kali yaitu Prates, Pascates dan Tindak Lanjut, sehingga Rational Emotive Behaviore Therapy terbukti efektif untuk memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan pelaku bullying yang irasional dan tidak logis menjadikan pandangan yang rasional. Selain itu, ada perbedaan yang tidak signifikan pada School Well-Being kelompok kontrol yang diukur selama 3 kali yaitu prates, pascates dan tindak lanjut, hal ini disebabkan oleh carry-over effect dan cofounding factor seperti interaksi dan komunikasi yang intens antara kelompok eksperimen dan kontrol