Analisis Yuridis Terhadap Penggunaan Nama Umum Pada Merek TerkenalBerdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Study Kasus Putusan Nomor : 72 PK/Pdt.Sus-HKI/2018)

Pendaftaran suatu merek merupakan aspek penting bagi para pemilik merek, selain untuk memperoleh kekuatan hukum juga agar merek tersebut diakui keberadaannya oleh konsumen. Tetapi beberapa pemilik merek masih ada yang mendaftarkan mereknya dengan generic name maupun misdescriptive name seperti pada merek Index yang nantinya akan dapat menimbulkan persepsi yang salah dan kebingungan bagi konsumen. Misdescriptive name ataupun generic name yang melekat pada suatu produk pada hakekatnya tidak dapat didaftarkan apabila mengacu pada Pasal 20 Huruf f Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Penulisan skripsi ini menggunakan metode analitis dengan pendekatan yuridis normative yang berusaha mensinkronisasi ketentuan-ketentuan hukum yang terdapat dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis dengan pelaksanannya. Hasil penelitian sebagai berikut yaitu Index merupakan merek misdeskriptif karena memiliki arti “Daftar Kata-kata” dalam bahasa Indonesia dan juga merupakan merek generik karena kata Indexmerupakan kata umum yang telah dipakai oleh masyarakat. Akibat hukum yang timbul dengan adanya kasus Index ini yaitu merek yang menggunakan unsur kata Index dapat dibatalkan pendaftaran mereknya. Pemilikmerek asli Index yaitu PT. Index Interfurn Company Limitted memenangkan kasusnya sesuai dengan Putusan Nomor 72 PK/Pdt.Sus-HKI/2018 dan diharapkan setiap pemilik merek tidak lagi menggunakan unsur kata Index dalam mereknya