Kisah Romansa Manohara Pada Relief Candi Borobudur Sebagai Inspirasi Penciptaan Selendang Batik

Kisah Romansa Manohara merupakan kisah cinta antara Pangeran Sudhana dengan Putri Manohara. Manohara merupakan makhluk kinnari yaitu makhluk berbadan manusia dan berkaki burung. Banyak sekali rintangan yang menghalangi keduanya untuk bersama, namun Sudhana tidak pernah menyerah demi cintanya untuk Manohara. Hal tersebut mendorong penulis untuk menjadikan kisah romansa Manohara pada relief Candi Borobudur sebagai sumber inspirasi penciptaan Selendang Batik agar nilai-nilai dari relief Candi Borobudur dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Metode penciptaan karya Tugas Akhir ini menggunakan teori Sp. Gustami yaitu Tiga Tahap Enam Langkah Proses Penciptaan Karya Kriya. Tiga tahap meliputi eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Sedangkang enam langkahnya meliputi penggalian sumber referensi, mengkonsep karya, membuat sketsa, merealisasi sketsa menjadi desain sesungguhnya, mewujudkan desain menjadi karya sesungguhnya, dan mengevaluasi hasil karya. Proses pembuatan karya ini menggunakan teknik batik tulis dan pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup dengan bahan warna alami. Karya yang diciptakan ini merangkum kisah romansa Manohara menjadi empat karya selendang batik dengan ukuran 200 cm x 50 cm. Masing-masing karyanya memiliki konsep cerita dan motif yang berbeda namun berurutan antara karya kesatu hingga karya keempat. Penciptaan karya Tugas Akhir ini diharapkan dapat mengaktualisai nilai- nilai relief Candi Borobudur dan dapat menginspirasi pembaca laporan Tugas Akhir ini untuk memanfaatkan warisan budaya sebagai inspirasi dalam berkarya